REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi sudah memperkirakan berapa tarif light rail transit (LRT) Jebodebek. Meskipun sudah memiliki perkiraannya, Budi menegaskan saat ini belum ada penetapan resmi tarif LRT Jabodebek yang rencananya bisa beroperasi tahun depan.
Budi menjelaskan, sebelumnya sudah ada pembahasan mengenai tarif LRT Jabodebek dan ada dua usulan. "Waktu itu ancer-ancernya Rp 12 ribu, PT Adhi Karya (Persero) Tbk usulkan Rp 12.500," kata Budi usai meninjau Stasiun LRT Jabodebek di Pancoran, Jakarta Selatan, Ahad (29/4).
Tinjau Pabrikasi Beton LRT. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) meninjau lokasi pabrikasi beton LRT di Jakarta, Ahad (29/4).
Budi menjelaskan, tarif LRT Jabodebek sampai saat ini masih dalam proses studi untuk menetapkan angka yang tepat. Budi mengatakan, pemerintah akan memberikan subsidi sebesar 50 persen untuk tarif LRT Jabodetabek.
"Harga aslinya itu kira-kira Rp 25 ribu," ungkap Budi.
Tinjau Pabrikasi Beton LRT. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri) meninjau lokasi pabrikasi beton LRT di Jakarta, Ahad (29/4).
Selain soal tarif, Budi memastikan tenaga yang akan direkrut oleh LRT dan mass rapid transit (MRT) berasal dari sekolah di bawah Kementerian Perhubungan. Seleksi ketat digulirkan pada tahun ini untuk mendapatkan tenaga kerja di kedua moda transportasi baru tersebut.
Kurang lebih empat ribu orang terserap sebagai tenaga kerja. Pendaftaran untuk mengikuti tes tersebut telah dibuka melalui sistem daring.
"Jadi sekarang itu yang daftar hampir 30 ribu untuk empat ribu kapasitas," ungkap Budi.