Senin 30 Apr 2018 01:00 WIB

Kim Jong-un akan Undang Pakar AS Saat Tutup Situs Nuklir

Kim dan Moon menandatangani deklarasi penghapusan nuklir secara penuh.

Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kiri) dan Presiden Korea Selatan bergandeng tangan melangkah melewati perbatasan negara di Desa Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kiri) dan Presiden Korea Selatan bergandeng tangan melangkah melewati perbatasan negara di Desa Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berencana mengundang para pakar dan jurnalis dari Amerika Serikat serta Korea Selatan saat negara tersebut menutup tempat uji coba nuklir pada Mei 2018.Sebelumnya pada Jumat (27/4), Kim dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-In menandatangani deklarasi untuk mengupayakan 'penghapusan nuklir secara penuh' di Semenanjung Korea dalam pertemuan puncak antarkedua negara dalam satu dekade terakhir. Namun deklarasi itu tidak menjelaskan secara rinci langkah-langkah apa saja untuk mencapai tujuan itu.

Sebelum pertemuan puncak, Pyongyang sudah menyatakan akan menghentikan sementara uji coba nuklir dan rudal, menutup tempat uji coba, dan mengupayakan pertumbuhan ekonomi dan perdamaian. "Amerika Serikat, meski selalu bermusuhan dengan Korea Utara, akan segera mengetahui setelah perundingan dimulai bahwa saya bukanlah orang yang akan menggunakan senjata nuklir untuk menghancurkan Korea Selatan dan Amerika Serikat," kata Kim sebagaimana dikutip dari biro pers istana Korea Selatan.

Janji Kim menunjukkan niatnya untuk secara aktif merespons upaya pengawasan yang merupakan bagian dari proses denuklirisasi. Untuk memfasilitasi kerja sama dua Korea, Kim juga berjanji untuk menghapus perbedaan zona waktu yang diciptakan oleh Pyongyang pada 2015. Dia mengatakan bahwa Korea Utara akan memajukan waktu selama 30 menit untuk menyamakan dengan tetangganya di Selatan.

Kim juga menegaskan ulang bahwa dia tidak akan menggunakan kekuatan militer untuk menyerang Korea Selatan. Ia mengusulan pentingnya mekanisme institusional untuk mencegah eskalasi yang tidak direncanakan. Pada Sabtu malam (29/4), Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Presiden Moon mengatakan bahwa dia puas terhadap deklarasi upaya denuklirisasi.

Moon dan Trump sepakat mengenai pentingnya pertemuan puncak antara Amerika Serikat dengan Korea utara, dan membicarakan dua atau tiga kemungkinan lokasi.

"Namun sudah jelas bahwa pertemuan itu tidak akan digelar di Korea Utara, Amerika Serikat, atau zona demiliterisasi di perbatasan dua Korea," kata seorang pejabat istana Blue House kepada sejumlah wartawan tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Namun seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan Singapura tengah dipertimbangan sebagai tuan rumah pertemuan antara Trump dan Kim. "Trump mengatakan ini adalah kabar baik bukan hanya bagi dua Korea namun juga bagi seluruh dunia, bahwa mereka menegaskan sasaran upaya membuat Semenanjung Korea bebas dari nuklir," kata juru bicara Blue House.

"Dalam pertemuan dengan Moon, Kim mengatakan bahwa dirinya dan Trump akan berteman baik, sementara Trump mengaku tidak sabar ingin bertemu dengan Kim," kata dia.

Sebagian besar dari komitmen yang dituliskan dalam deklarasi yang ditandatangani Kim dan Moon hanya fokus pada hubungan antar-Korea dan tidak menjelaskan pertanyaan apakah Pyongyang berniat untuk menghentikan program nuklir dan rudal mereka.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement