Senin 30 Apr 2018 07:21 WIB

Din Prihatin Aksi Intimidasi Massa #2019GantiPresiden

Masing-masing pihak semestinya harus bisa mengendalikan diri.

Rep: muhyiddin/ Red: Joko Sadewo
Peserta Aksi 2019 Ganti Presiden bertemu denga peserta jalan santai dia sibuk kerja di hari bebas kendaraan bermotor di Kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (29/4).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Peserta Aksi 2019 Ganti Presiden bertemu denga peserta jalan santai dia sibuk kerja di hari bebas kendaraan bermotor di Kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (29/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video yang memperlihatkan kerumunan massa aksi berkaus #2019GantiPresiden mengacung-acungkan lembaran uang ke seorang pria dan seorang ibu berkaus #DiaSibukKerja mendadak viral di dunia maya.

Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsuddin, prihatin terhadap aksi-aksi yang menimbulkan perpecahan bangsa seperti kasus dugaan intimidasi tersebut.

"Saya prihatin dengan gejala bersifat dialektik yang menimbulkan perpecahan bangsa ini semakin dalam. Kalau bisa hal-hal semacam itu dapat dihindari,” ujar Din saat ditemui Republika.co.id , setelah menyambut Grand Sheikh al-Azhar, di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Ahad (29/5) malam.

Menurut Din, kejadian tersebut seharusnya tidak terjadi dan semua pihak bisa mengendalikan diri. Jika pun ada perbedaan, menurut Din, harus bisa diselesaikan melalui mekanisme konstitusi.

"Masing-masing pihak mengendalikan diri, kalau ada perbedaan aspirasi politik sebenarnya sah-sah saja. Dan bagusnya hal itu diselenggarakan dengan mekanisme konstitusi, itulah pemilu, pilpres," ucapnya.

Din menegaskan bahwa dirinya tidak membela salah satu pihak dalam kasus tersebut. Namun, menurut Din, masyarakat saat ini cenderung mengabaikan etika politik. Jika terus terjadi gejala dialektika antarkedua kubu pendukung salah satu calon, kata Din, tidak mustahil akan menimbulkan perpecahan bangsa.

"Yang kita ke depankan etika, sebaiknya istilah-istilah yang enggak lazim jangan dipakai ya, seperti label-label saling menjelekkan, atau label-label sinis yang berkonotasi menjelekkan. Bangsa ini memerlukan etika politik. Silakan berbeda pendapat, itu sah,”  kata Din.

Sebuah video yang memperlihatkan kerumunan orang berkaus #2019GantiPresiden mengintimidasi beberapa orang berkaus #DiaSibukKerja mendadak viral di dunia maya. Aksi tersebut diketahui terjadi Ahad (29/4) pagi pada saat car free day (CFD) di Thamrin, Jakarta Pusat, tengah berlangsung.

Video pertama terlihat seorang pria mengacung-acungkan beberapa lembar uang seratus ribuan ke arah seorang pria berkaus #DiaSibukKerja. "Dibayar berapa ini?" tanya seseorang pria kepada pria berkaus #DiaSibukKerja. Sambil berjalan, pria bertopi dan berkaus #DiaSibukKerja itu menjawab bahwa dirinya tidak dibayar.

"Enggak, enggak, enggak dibayar," kata pria tersebut seraya menggelengkan kepala.

Video kedua memperlihatkan seorang ibu bersama seorang anak laki-laki dikelilingi dan disoraki massa berkaus #2019GantiPresiden. Di dalam video tersebut terlihat anak dari ibu tersebut menangis ketakutan.

"Kita enggak takut, kita benar. Kita enggak akan pernah takut," kata si ibu kepada anaknya yang ketakutan karena ibunya dikerumuni massa berkaus #2019GantiPresiden tersebut.

Ahad (29/4) pagi, CFD Thamrin dipenuhi massa berkaus #2019GantiPresiden dan #DiaSibukKerja di sekitaran Bundaran HI, Thamrin, Jakarta. Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Polisi Roma Hutajulu mengatakan, kepolisian akan memeriksa tindakan yang diduga mengintimidasi tersebut. "Jadi, saya ada yang nanya, mengintimidasi kalau menurut mereka. Ini kita lagi lakukan penyelidikan," ujar dia saat dihubungi, Ahad (29/4).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement