REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Profesor Mohamad Nasir mengaku sudah mencabut gelar akademik empat profesor selama menjabat karena terbukti melakukan plagiarisme. "Kita sering kali melakukan jalan pintas, kemudian memilih plagiat. Saya, selama menjabat sebagai menteri, sudah memberhentikan empat profesor karena plagiat," kata Nasir di Institut Agama Islam Darussalam, Desa Karangdoro, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (30/4).
Nasir mengatakan, salah satu kewajiban dosen adalah melakukan penelitian. Namun, masih banyak dosen yang lebih suka mengajar dengan mengabaikan penelitian.
Ketika melakukan penelitian, sering terjadi dosen mengambil jalan pintas dengan mengambil dari peneliti lain tanpa mencantumkan sumbernya sehingga terjadi plagiarisme.
"Supaya tidak terjadi plagiariame, harus jujur. Plagiarisme harus dihindari dan jangan dilakukan. Plagiarisme hukumnya haram bagi seorang dosen," tuturnya.
Nasir mengatakan, dosen-dosen dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) harus meningkatkan kualitasnya untuk mengembangkan pendidikan di perguruan-perguruan tinggi NU. Menurut Nasir, bila dosen-dosen memiliki kualitas yang baik, program studi di perguruan tinggi NU akan berkembang dan lulusannya juga akan berkualitas. Menteri Nasir membuka bimbingan teknis peningkatan karier dosen NU yang diadakan Direktorat Karier dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) di Institut Agama Islam Darussalam, Banyuwangi.