Senin 30 Apr 2018 13:56 WIB

Dua Korea Hentikan Siaran Propaganda di Perbatasan

Korea Selatan menarik semua perangkat pengeras suara di Zona Demiliterisasi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saling berpelukan setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saling berpelukan setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) akan mengakhiri siaran propaganda anti-Korea Utara (Korut) di Zona Demiliterisasi. Hal itu dilakukan dengan menarik semua perangkat pengeras suara yang dipasang di wilayah tersebut.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel Choi Hyun-soo mengatakan penarikan perangkat pengeras suara yang rutin digunakan untuk menyiarkan propaganda di Zona Demiliterisasi merupakan langkah sederhana dalam membangun kepercayaan militer dengan Korut. Sebelum KTT Antar-Korea digelar pekan lalu, Korsel pun telah menghentikan siaran propagandanya.

Korea Utara melakukan hal serupa. Dilaporkan laman Yonhap, Korut disebut telah menghentikan siaran propagandanya sendiri. Hal itu merupakan langkah luar biasa mengingat Korut intens mempropagandakan keberhasilan program rudal dan nuklirnya yang dianggap sebagai ancaman oleh Korsel.

KTT Antar-Korea telah digelar di Panmunjom pada Jumat (27/4). Dalam KTT tersebut pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in menandatangani Panmunjom Declaration for Peace, Prosperity, and Unification of the Korean.