REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Jakarta, Senin (30/4), menjelaskan, pembicaraan antara Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir bukan terkait pembagian jatah fee seperti yang ramai dibicarakan banyak orang. Namun, pembicaraan tersebut adalah bagaimana private-public partnership itu membangun suatu investasi dengan kerja sama lembaga pemerintah dan swasta.
"Saya tahu betul bahwa itu bukan soal fee. Itu hanya soal bagaimana private-public partnership itu dikelola dengan baik. Jadi, tidak ada urusan soal fee. Di situ letaknya," kata JK kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (30/4).
Wapres Kalla menjelaskan, dalam pembicaraan tersebut dibahas mengenai ketentuan saham yang belum mendapatkan kesepakatan antara Kementerian BUMN dan PT PLN (Persero). "Hanya mengatur sahamnya, yang sedikit ada perbedaan pendapat. Di mana pemerintah, dalam hal ini Kementerian BUMN, dapat berapa sahamnya, bukan berapa yang didapat oleh Bu Rini (Soemarno). Jadi, pembicaraan itu saya tahu betul tidak ada bicara soal fee, (tetapi) unsur mengatur PPP tadi itu," katanya menjelaskan.
Keterlibatan Ari Hernanto Soemarno, yang merupakan kakak kandung Rini Soemarno dan mantan direktur utama Pertamina, dijelaskan oleh Kalla sebagai pihak yang mengerti tentang gas. Sehingga, pendapat Ari diperlukan dalam proyek tersebut.
"Ini ada Pak Ari, karena Pak Ari paling ahli soal gas sehingga diajak untuk menjadi tim ahli. Jadi, tidak ada hubungannya. Dan waktu itu (ketika proyek dimulai tahun 2013), Rini belum menjadi menteri. Jadi, tidak ada hubungannya," kata Kalla.
Sebelumnya, beredar rekaman perbincangan yang diduga antra Rini Soemarno dan Sofyan Basir terkait pembicaraan pembagian share sebuah proyek penyediaan energi dengan melibatkan PT PLN dan Pertamina. Dalam rekaman tersebut terdengar belum ada kesepakatan terkaitan nilai share antara kedua belah pihak.
"Yang penting begini, Pak, saya ambil ini dua, Pertamina, ya, Pak, sama PLN. Ya, keduanya punya saham lah, dikasih kecil," kata perempuan yang diduga Rini.
"PLN waktu itu kan saya ketemu Pak Ari (Soemarno) juga, Bu. Saya bilang, 'Pak Ari mohon maaf masalah share ini kita duduk bareng lagi lah, Pak Ari,'" kata pria yang diduga Sofyan Basir.