REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stedi Repki Watung, pria pemakai kaus #DiaSibukKerja yang videonya viral lantaran menjadi korban dugaan intimidasi oleh kelompok pemakai kaus #2019GantiPresiden dalam car free day pada Ahad (29/4), menyebut kaus yang dipakainya tidak bermuatan politik. Stedi pun menceritakan kronolologi intimidasi terhadapnya
Stedi merupakan salah satu korban dugaan intimidasi yang videonya viral di Internet. Dalam video tersebut, tampak Stedi ditanyai oleh para pemakai kaus #2019GantiPresiden 'Dibayar berapa?' dan mengalami perlakuan berupa dikipas-kipasi uang di mulut Stedi.
Pria 36 tahun tersebut pun menuturkan kronologi intimidasi yang dialaminya. Waktu itu, Stedi mengaku hendak beristirahat di pos polisi. Kebetulan ia melihat ada anak kecil, yang melewati dan dicegat oleh pemakai kaus #2019GantiPresiden. Belakangan, diketahui anak tersebut merupakan anak dari korban lain yang juga didug mengalami intimidasi, Susi Ferawati.
"Terus saya mau usahakan menolong anak itu, saya saya mau sampai ke massa ganti presiden, saya dicegat," kata Stedi.
Stedi kemudian mengaku bahwa justru kemudian massa pemakai kaus #2019GantiPresiden mengerumuninya dan melakukan tindakan yang dinilainya merupakan tindakan intimidasi. Ia juga mengaku sudah berupaya meloloskan diri.
"Maksa saya buka baju, dikipas uang, dikipas, mulut saya dijejali busa, digosokkan, 'Berapa duit, berapa duit? Duitnya berapa?' Kaus mau dibuka segala macam, tapi saya pertahankan, Presiden saya kan Jokowi buat apa saya buka," ujarnya menuturkan kejadian yang dialaminya.
Sterdi mengaku mengenakan kaus tersebut untuk tujuan melakukan jalan sehat. Namun, Stedi mengakui bahwa acara tersebut diselenggarakan oleh Relawan Joko Widodo (Jokowi). Stedi juga mengaku merupakan seorang Relawan Jokowi.
"Masalah acara relawan Jokowi, kita mau pakai (kaus #DiaSibukKerja), emang kenapa? enggak boleh? tujuannya kan begitu (jalan sehat)," kata dia.
Pria yang bertempat tinggal di Semanggi tersebut juga mengaku, saat kejadian, ia hanya sendirian. Tidak ada pula petugas keamanan yang ia lihat berada di dekatnya. Karena kejadian yang dialaminya, Stedi pun melapor ke Mapolda Metro Jaya didampingi kuasa hukum dari Perkumpulan Advokasi Hukum Indonesia Hebat, pada Senin (30/4).
"Kami tadi melaporkan sebuah tindakan yang sangat kejam bagi kemanusiaan yang terjadi di Indonesia yang telah menodai demokrasi, yang kita laporkan itu tadi kejadian persekusi" ujar advokat yang mendampinginya, Bambang Sripujo. Laporan tersebut diterima dengan nomor LP/2362/2018/PMJ/Ditreskrimum tertanggal 30 April 2018.