Selasa 01 May 2018 06:50 WIB

Pelanggaran Pembagian Sembako di Monas Menurut Sandi

Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku telah bertemu panitia pembagian sembako.

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sejumlah warga berdesakan untuk mengambil sembako gratis saat acara Untukmu Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sejumlah warga berdesakan untuk mengambil sembako gratis saat acara Untukmu Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno mengaku telah bertemu panitia 'Untukmu Indonesia' yang diselenggarakan di Monas pada Sabtu (28/4). Dari pertemuan tersebut, ia menyimpulkan ada beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh panitia.

"Pertama, panitia menggunakan logo resmi Pemprov DKI Jakarta tanpa izin. Jadi saya ingin garisbawahi bahwa ini bukan event Pemprov DKI," katanya di Balai Kota, Senin (28/4) malam.

Kedua, lanjut Sandi, pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Sejak awal, pemprov tak menyetujui ada pembagian sembako. Seminggu sebelum acara, pemprov memperingatkan untuk tidak dilakukan acara bagi sembako, namun panitia membangkang.

"Dinas Pariwisata dan Budaya maupun kepala UP Monas sudah menyatakan tidak diperkenankan tapi tetap dilakukan (panitia)," ujar dia.

Kesalahan ketiga dari panitia, kata Sandi, adalah tidak bertanggungjawab terkait kebersihan taman dan prasarana, serta kegiatan di sekeliling area Monas.

Keempat, kenyamanan dari pengunjung tidak diperhatikan hingga terjadi penumpukan pengunjung yang tidak diantisipasi dan tidak terkoordinasi dengan baik. "Terakhir panitia tidak dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga ketertiban," katanya.

Yang sangat disesalkan Sandi yakni adanya dua korban meninggal dalam acara ini. Korban meninggal tersebut adalah warga Pademangan, Jakarta Barat dan keduanya masih berusia anak-anak.

"Ada dua korban yang mesti kehilangan nyawanya yaitu saudara kita Mahesha Junaedi dan satu lagi, adinda Rizki. Keduanya warga Pademangan," ujar dia.

Masing-masing mereka berusia 12 tahun dan 10 tahun. Rizki bersama Mahesha harus kehilangan nyawa karena berdesak-desakan. Sandi menyebut saat ini ada investigasi lanjutan berkaitan dengan penyebab pasti dari kematian kedua korban.

"Kami sekarang sedang berkoordinasi dengan panitia untuk tindak lanjutnya dan bagaimana langkah tanggung jawab dari panitia atas kejadian yang telah terjadi. Sangat kita sayangkan," ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement