Selasa 01 May 2018 09:57 WIB

Korsel Sarankan Pertemuan AS-Korut di Zona Demiliterisasi

Zona demiliterisasi merupakan lokasi yang paling masuk akal untuk Jong-un.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Indira Rezkisari
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saling berpelukan setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saling berpelukan setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) meyakinkan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan dua Korea. Hingga kini belum ada ketentuan lokasi pasti pertemuan Trum dengan Jong-un.

Pemimpin kedua Korea bertemu di lokasi yang sama di Panmunjom Jumat (27/4) lalu, peristiwa historis yang signifikan yang disiarkan di seluruh dunia. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan untuk denuklirisasi Semenanjung Korea dan secara resmi mengakhiri Perang Korea.

Menurut seorang pejabat dengan pengetahuan mendalam tentang pemikiran Korut mengenai masalah ini, mengatakan kepada CNN, ada kemungkinan kuat pertemuan puncak (KTT) akan diadakan di lokasi tersebut. Beberapa peristiwa mungkin dijadwalkan di sisi utara garis demarkasi militer yang memisahkan kedua negara.

Sumber yang tidak menyebutkan namanya itu mengatakan bahwa tempat itu adalah yang paling masuk akal secara logistik untuk Jong-un. Hal itu karena fasilitas dan peralatan media sudah ada, yang dapat memungkinkan KTT berlangsung pada akhir Mei.

"Perjalanan ke sisi utara DMZ juga akan memberikan kesempatan bersejarah bagi Trump," kata sumber itu.

Ia menambahkan bahwa Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mungkin terlibat dalam KTT tersebut, dalam beberapa kapasitas. Ide pertemuan di DMZ bukan merupakan kejutan bagi para pejabat karena Trump telah membicarakannya sepanjang akhir pekan dan membahasnya dalam panggilan telepon pada Ahad (29/4) dengan Jae-in. Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat senior AS dan seseorang yang akrab dengan percakapan itu kepada CNN.

Pejabat itu juga menyebutkan Trump menyukai gambar-gambar dari pertemuan antar-Korea dan fakta bahwa seluruh pertemuan disiarkan di televisi.

Berbicara kepada wartawan hari Senin (30/4), Trump mengatakan dia antusias tentang gagasan perhelatan KTT di DMZ. "Ada sesuatu yang saya sukai, karena Anda ada di sana, jika ada yang berhasil, ada perayaan besar yang bisa didapat di situs tersebut, bukan di negara pihak ketiga," katanya.

Presiden AS itu menginginkan sesuatu yang serupa, yang menurut para pejabat itu termasuk jabat tangan lintas batas. Selain itu juga foto saat ia memutuskan untuk berdiri dan keluar dari pembicaraan. Para pejabat AS masih berdebat mengenai pemilihan Singapura sebagai lokasi yang mungkin untuk pembicaraan. Mereka mengatakan Trump menyajikan opsi yang lebih netral.

Namun seorang pejabat senior mengakui simbolisme tidak akan ada di sana, dan mencatat masih ada pertimbangan logistik yang perlu dikhawatirkan di sebuah negara kota di selatan Malaysia itu. Kekhawatiran tetap di dalam pemerintahan bahwa Trump mungkin terlalu bersemangat untuk melakukan kesepakatan. Seperti yang dia katakan di depan umum, Trump tetap bersikeras dia tidak akan dimainkan karena keduanya berusaha untuk mengakhiri kebuntuan atas program senjata nuklir Korut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement