Selasa 01 May 2018 18:49 WIB

Ini Kronologi Tewasnya Bocah Rizki Saat Pembagian Sembako

Kuasa hukum keluarga korban menjelaskan kronologi meninggalnya bocah rizki.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah warga berdesakan untuk mengambil sembako gratis saat acara Untukmu Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sejumlah warga berdesakan untuk mengambil sembako gratis saat acara Untukmu Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Fayyadh, kuasa hukum keluarga korban meninggal saat pembagian sembako di Monumen Nasional (Monas) pada Sabtu (28/4) pekan lalu, menjelaskan kronologi meninggalnya Rizki. Hal tersebut berdasarkan keterangan dari orang tua korban Komariah.

Fayyadh mengatakan, ibu korban mendapatkan tiga kupon berupa sembako, makan gratis dan hadiah untuk acara yang digelar oleh Forum Untukmu Indonesia (FUI). Kupon diterima dari Sri yang merupakan warga RW 12 Pademangan Barat, Jakarta Utara.

Wanita yang akrab disapa Mbak Sri itu beralasan, ia harus berdagang di kawasan Ancol, Jakarta Pusat. Sehingga, ia tak bisa datang ke acara pembagian sembako tersebut. Komariah dan korban berangkat ke titik kumpul di Ruko Permata Ancol diantar kakak Rizki, Adi Ashari. Dari lokasi tersebut, keduanya berangkat ke Monas menggunakan bus Mayasari Bakti.

"Dalam bus yang dinaiki Komariah dan korban, kondisnya penuh sesak. Saat itu ada dua panitia bernama Putri dan Eni," katanya.

Bus berhenti sekitar 500 meter dari pintu masuk Monas. Sebelum menukar kupon sembako, Komariah dan korban sempat berkeliling sekitar tempat acara. Pukul 11.30 WIB, Komariah memutuskan ikut antrian kupon makan gratis.

Saat itu, hanya ada tujuh atau delapan orang yang mengantri. Namun, tiba-tiba ada dorongan massa dari belakang. Komariah masih menggenggam tangan korban. "Kemudian, ada dorongan massa dari depan. Saat itu, keduanya berada di tengah desakan massa. Korban terinjak-injak," ujarnya.

Komariah berupaya mengamankan korban. Ia mendorong massa untuk bisa keluar dari kerumunan. Kemudian, Komariah menepi di bawah pohon. Saat itu, korban dalam kondisi muntah-muntah dan kejang.

Komariah yang panik meminta pertolongan. Ada lima orang di dekatnya. Komariah pikir, mereka adalah panitia. Sayangnya, mereka tidak memberikan pertolongan. Kemudian ada seorang perempuan mendekati Komariah. Komariah meminta perempuan tersebut menghubungi Adi Ashari melaporkan apa yang terjadi terhadapnya dan korban.

Korban kemudian dibawa ke posko kesehatan. Salah satu dokter merujuk korban untuk dibawa ke RSUD Tarakan Jakarta, sekitar pukul 13.30 WIB. Korban sampai di IGD RSUD Tarakan pukul 14.00 WIB dan mendapat penanganan serius.

Korban dipindahkan ke ruang PICU karena tak ada perkembangan pukul 02.00 WIB. Pada pukul 04.45, dokter mengabaran korban meninggal dunia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement