REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Polisi memutuskan untuk melakukan penyisiran di UIN Sunan Kalijaga. Penyisiran dilakukan Selasa (1/5) malam usai sorenya bentrokan terjadi antara pendemo dan Polisi.
Suasana kembali mencekam selepas Maghrib usai Polisi memutuskan untuk melakukan penyisiran ke dalam kampus UIN Suka. Polisi mencari sisa pendemo yang sempat melarikan diri ke dalam.
Penyisiran sekaligus mencari pelaku pelemparan molotov ke Pos Polisi yang ada tepat di lampu merah pertigaan di depan UIN. Target utama ada di gedung bagian kiri UIN Sunan Kalijaga.
Kondisi yang gelap memang membuat suasana semakin mencekam. Pasalnya, sulit membedakan mana mahasiswa, mana pendemo, mana polisi. Dua truk dan puluhan Polisi bermotor terparkir di dalam gedung Kampus UIN.
Polisi lalu menyusuri bagian kantin yang biasa digunakan mahasiswa. Sejumlah mahasiswa perempuan diamankan ke truk-truk tanpa perlawanan. Kericuhan baru terjadi ketika pendemo laki-laki yang diamankan.
Teriakan kesakitan, suara tendangan dan cacian menjadi yang paling terdengar keras. Teriakan 'Hei jangan, semua kunci senjata' dari polisi seakan bercampur dengan teriakan "Mati kau, jangan meringis kau," dari polisi lain.
Dua tembakan ke udara mengiringi sejumlah orang yang digiring masuk ke truk-truk. Terlihat puluhan orang lain digiring merangkak ke luar dari tempat gelap menuju truk, sambil terus teriak kesakitan.
Setelah 35 menit, penyisiran selesai dilakukan dan polisi berangsur kembali ke jalan raya. Sebagian besar masih melakukan pengamanan di Pos Polisi yang terbakar akibat dilempari molotov pendemo tanpa alasan jelas.