Selasa 01 May 2018 23:19 WIB

Kiai Said Ingin KTT Lahirkan Kerja Sama Antarnegara Muslim

Islam wasatiyah harus membawa misi peradaban dan budaya.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Pembukaan KTT Wasatiyah. Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Imam Besar Al Azhar Ahmad Muhammad Ath-Thayeb (kiri), dan Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin (kanan) menghadiri pembukaan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Wasathiyah Islam di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Pembukaan KTT Wasatiyah. Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Imam Besar Al Azhar Ahmad Muhammad Ath-Thayeb (kiri), dan Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin (kanan) menghadiri pembukaan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Wasathiyah Islam di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Para ulama dan cendekiawan dari berbagai negara mengikuti pembukaan acara Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang Islam wasatiyah (moderat) di Istana Bogor, Selasa (1/5). Acara pembukaan dihadiri Grand Syeikh al-Azhar Prof Ahmad Muhammad Ath-Thayyib yang menjadi pembicara kunci kegiatan KTT.

Ketua Umum PBNU, Prof KH Aqil Siradj berharap, dengan adanya pertemuan ulama dan cendekiawan tersebut bisa melahirkan kerja sama antarnegara-negara Muslim. "Harus ada kerja sama ke depannya. Jadi yang di luar diplomasi politik, ya kalau politik urusan menteri luar negeri. Kalau ini kan second line antarulama, antarintelektual," ujar Kiai Said usai menghadiri acara pembukaan kegiatan KTT di Istana Bogor, Selasa (1/5).

Kiai Said menuturkan, sebenarnya sudah banyak seminar yang menegaskan Islam itu rahmat bagi alam semesta, sehingga Islam wasatiyah harus membawa misi peradaban dan budaya. Dia pun mengajak semua umat Islam membicarakan hal yang universal, yaitu sisi budaya akhlak peradaban.

"Semua pasti bicara kemanusiaan, keharmonisan, damai, tolong menolong, semua agama bilang begitu. Nah ini kita bangun yang ini. Kita prioritaskan pembangunan budaya, bukan hanya teologi, teologi udahlah, teologi kita pasti berantem," ucap Kiai Said.

Menurut Kiai Said, kegiatan KTT penting membahas Islam wasatiyah untuk menunjukkan Indonesia lebih baik dan lebih bermartabat daripada umat Islam yang hidup di Timur Tengah. Karena, menurut dia, umat Islam Indonesia mempunyai budaya yang sangat ramah, santun, dan tawadhu.

"Yang muda menghormati yang tua, yang tua sayangi yang muda. Semua itu sudah berjalan di Indonesia. Kalau di Timur Tengah lihat nggak ada sudah budaya, yang muda melawan yang tua, yang tua sudah meninggalkan yang muda, mudah sekali perang, membunuh," kata Kiai Said.

Kiai Said menambahkan, Al Azhar Mesir telah berhasil menjadi simbol pusat peradaban keilmuam Islam di Indonesia sehingga ulama dan cendekiawan Indonesia mengundang Syekh Al Azhar sebagai pembicara utama untuk menekankan pentingnya Islam wasatiyah di negara-negara Islam.

"Tadi ceramahnya Syekh Al Azhar, menekankan arti dari wasatiyah. Wasatiyah itu adalah Islam harus membangun kehidupan kesejahteraan di dunia dan tidak meninggalkan keimanan dengan Tuhan. Jadi wasatiyah itu adalah iman dan bekerja. iman dan beramal," jelas Kiai Said.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement