Rabu 02 May 2018 06:15 WIB

Wapres Iran: Perbedaan Sunni-Syiah Bukan Masalah

Persaudaraan terjalin baik di antara dua mazhab.

Wakil Presiden Republik Islam Iran Bidang Wanita dan Urusan Keluarga Masoumeh Ebtekar melakukan sesi wawancara eksklusif dengan Kantor Berita Antara saat menghadiri Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia di Hotel Novotel, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/5).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Wakil Presiden Republik Islam Iran Bidang Wanita dan Urusan Keluarga Masoumeh Ebtekar melakukan sesi wawancara eksklusif dengan Kantor Berita Antara saat menghadiri Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia di Hotel Novotel, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtekar mengatakan persoalan mazhab Sunni dan Syiah bukan masalah berarti di dunia Islam. Ini karena terdapat perkara lebih krusial tentang musuh Islam yang menyebarkan kebencian.

"Persoalan utama di dunia Islam sekarang bukan Sunni dan Syiah tapi persoalan musuh Islam yang menyebarkan kebencian," kata Ebtekar selaku Wapres Iran bidang Wanita dan Urusan Keluarga kepada media di acara Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia di Bogor, Selasa (1/5).

Menurut dia, di kalangan Sunni dan Syiah sejatinya tidak ada konflik sebagaimana terjadi di Iran. Persaudaraan juga sudah terjalin dengan baik di antara dua mazhab besar itu. Orang Sunni dan Syiah juga sudah saling menikahi meski memiliki perbedaan latar belakang.

"Kami tidak memiliki konflik, kita hidup bersama," kata dia menanggapi persaudaraan Sunni dan Syiah yang telah memiliki perkembangan hubungan yang baik dalam beberapa waktu terakhir.

Dalam hal itu, Ebtekar menyoroti banyaknya perkembangan persepsi publik mengenai perbedaan Sunni-Syiah yang terus dipertajam oleh orang-orang yang tidak menyukai persatuan Islam.

Ia mengatakan pihak-pihak itu sebagai kalangan yang sangat cerdas dalam memecah belah persatuan umat dengan memperuncing perbedaan.

"Mereka juga sangat brilian dalam menciptakan citra Islam yang negatif, radikal, sehingga agama ini seolah penuh dengan ajaran kekerasan, kebencian, aksi brutal," kata dia.

Atas kenyataan itu, Ebtekar mengajak setiap Muslim untuk sadar dengan hal tersebut. Jangan sampai setiap Muslim terlena karena sejatinya Islam adalah memuliakan kemanusiaan dan melawan terorisme.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement