Rabu 02 May 2018 14:27 WIB

Pasukan AS Diminta Tetap Bertahan di Korsel

Dua pimpinan Korea menyepakati perjanjian damai.

Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berbicara ketika mereka berjalan di sebuah jembatan di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berbicara ketika mereka berjalan di sebuah jembatan di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa persoalan penempatan pasukan Amerika Serikat di Korea Selatan sama sekali tidak berhubungan dengan perundingan perdamaian dengan Korea Utara. Mereka meminta tentara Amerika Serikat tetap bertahan meskipun perjanjian perdamaian dua Korea telah disepakati.

"Penempatan tentara Amerika Serikat di Korea Selatan adalah persoalan persekutuan kami dengan Washington. Itu tidak ada hubungannya dengan perundingan perdamaian," kata juru bicara istana kepresidenan Gedung Biru, Kim Eui-kyeom, yang mengutip pernyataan Presiden Moon Jae-in.

Gedung Biru menyatakan hal itu untuk menjawab pertanyaan media terkait kolom tulisan ilmuwan, yang juga menjabat penasihat presiden Korea Selatan, Moon Chung-in, yang disiarkan pada awal pekan ini. Moon Chung-in mengatakan bahwa akan sulit menjustifikasi kehadiran pasukan Amerika Serikat di Korea Selatan jika perjanjian damai telah ditanda-tangani, setelah pemimpin kedua negara Korea menggelar pertemuan bersejarah pada pekan lalu untuk mengakhiri konflik.

Namun demikian, Seoul masih ingin tentara Amerika Serikat tetap bertahan karena mereka memainkan peran mediator dalam konfrontasi militer antara beberapa negara kuat di tetangga seperti Cina dan Jepang. Istana meminta penasihat presiden Moon Chung-in tidak menciptakan kebingungan umum mengenai sikap sang presiden.

Amerika Serikat menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korea Selatan. Pemerintah di Pyongyang sudah sejak lama meminta mereka keluar sebagai salah satu syarat untuk menghentikan program peluru kendali dan nuklir.

Di sisi lain, persoalan penarikan pasukan Amerika Serikat itu tidak disebut sama sekali dalam deklarasi yang ditanda-tangani oleh Presiden Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Kim dan Moon hanya berjanji untuk mengupayakan penghapusan penuh senjata nuklir di Semenanjung Korea.

Tentara Amerika Serikat sudah ditugaskan di Korea Selatan sejak Perang Korea, yang berakhir pada 1953 dengan kesepakatan gencatan senjata yang membuat kedua negara secara teknis masih berperang. Moon dan Kim mengatakan berniat mengakhiri sengketa di Semenanjung Korea dan menjanjikan perang tidak terulang di kawasan itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement