REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya mungkin akan menghadiri seremoni pembukaan gedung kedutaan besar AS untuk Israel di Yerusalem. Acara ini dijadwalkan digelar pada 15 Mei mendatang.
"Saya mungkin pergi (ke acara pembukaan kedutaan besar AS di Yerusalem). Sangat bangga terhadap hal ini," kata Trump saat menghadiri konferensi pers bersama Kanselir Jerman Angela Merkel pada Selasa (1/5), dikutip laman Al Araby.
Perdana Menter Israel Benjamin Netanyahu telah mendengar kabar tersebut. Ia mengaku akan sangat senang bila Trump dapat menghadiri upacara pembukaan kedutaan besar AS di Yerusalem. "Akan senang memilikinya (Trump) di sini. Ini keputusannya, dia mendapat undangan terbuka," kata Netanyahu.
Pemerintah AS telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember tahun lalu. AS menjadi negara pertama yang melakukan hal tersebut. Pengakuan ini segera ditentang dan diprotes, tidak hanya oleh Palestina, tetapi juga negara-negara Arab dan Muslim lainnya. Pengakuan AS dinilai melanggar berbagai kesepakatan dan resolusi internasional tentang Yerusalem.
Sejak pengakuan tersebut, Palestina memutuskan menarik diri dari perundingan damai dengan Israel yang dimediasi AS. Palestina menilai AS tak lagi menjadi mediator yang netral karena terbukti bias dan membela kepentingan Israel.