REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan keprihatinan atas kecelakaan yang menimpa Tarno, pekerja galian saluran PAM yang tertimbun material di Jalan Jembatan III, Penjaringan, Jakarta Utara. Ia meminta para kontraktor yang beroperasi di DKI mengutamakan faktor keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
"Saya dapat kabar tadi Subuh. Sebelum malamnya saya juga diberi kabar. Kami sangat prihatin, kami sangat berbela sungkawa," kata Sandiaga di Kompleks Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (2/5).
Sandiaga mengatakan, keselamatan kerja bukan hanya slogan tertulis semata. Ini merupakan prinsip yang harus diaplikasikan dalam keseharian.
Menurut Sandiaga, proyek itu dilaksanakan oleh perusahaan dan kontraktor yang sudah berpengalaman. Ia meminta baik perusahaan maupun kontraktor mengutamakan keselamatan kerja.
Sandiaga melanjutkan, ia akan memanggil Kepala Dinas Tenaga Kerja Priyono, penanggung jawab proyek, dan kontraktor untuk melakukan evaluasi. Ia meminta kasus ini segera diinvestigasi.
Wakil Gubernur DKI ini menambahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan berpartisipasi dan memfasilitasi pihak keluarga korban. Ia ingin korban mendapatkan pelayanan terbaik.
Sementara, Direktur Utama (Dirut) PD PAM Jaya Erlan Hidayat mengaku prihatin dan menyesalkan terjadinya musibah longsor tersebut. Ia mengatakan, korban meninggal itu merupakan pekerja kontraktor.
Erlan mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak kontraktor untuk memastikan korban dan keluarga mendapatkan pelayanan terbaik. "Kami dan kontraktor sudah menghubungi pihak keluarga dan akan segera melakukan penyerahan santunan yang diperlukan bagi korban dan keluarga," kata dia.
Erlan menambahkan, PD PAM Jaya akan bekerja sama dengan Polsek Penjaringan untuk melakukan investigasi kejadian dan tindakan korektif terhadap pekerjaan tersebut. Saat ini, pihaknya mengutamakan penanganan korban terlebih dahulu.
Sebelumnya, seorang pekerja galian saluran PAM tertimbun material selama 12 jam di Jalan Jembatan III, Penjaringan, Jakarta Utara. Ia akhirnya berhasil dievakuasi petugas gabungan Basarnas dan Damkar. Namun, kondisi korban sudah tak bisa diselamatkan.
Pantauan di akun Twitter Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Penjaringan, Rabu (2/5) pagi, menunjukkan korban bernama Tarno itu tertimbun material galian yang longsor sejak hari Selasa (1/5) pukul 18.00 WIB. Ia tertimbun bersama dengan dua rekannya yang terlebih dulu berhasil dievakuasi.
Evakuasi baru berhasil dilaksanakan setelah tim gabungan mengerahkan satu unit eskavator untuk melakukan penggalian. Jenazah yang sudah terevakuasi langsung dilarikan ke RSCM.