REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keberadaan insiden meninggalnya dua anak pada saat pembagian sembako yang digelar Forum Untukmu Indonesia, pada Sabtu (28/4) memberikan kesan ditutup-tutupi oleh pihak panitia dan pihak kepolisian. Hal itu membuat Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mendesak polisi harus berlaku adil dalam mengusut kasus tersebut.
“Laku polisi yang terus seperti ini seolah-olah ingin menutupi peristiwa yang mempunyai akhir masih soal politik kepada salah satu pihak tertentu, itu fakta, nyata, dan terlihat. Kualitas polisi terus mempraktikkan dan menunjukkan sikap-sikap ketidakadilan seperti ini harus dihentikan,” ungkap Dahnil saat dihubungi Republika, Rabu (2/5).
Adanya kesan menutup-nutupi tersebut, kata dia, membuat kepolisian terkesan tak adil dalam mengusut tuntas segala kasus kejahatan di Indonesia. Terutama kasus yang bermuara pada kepentingan politik pihak tertentu.
“Sekarang-sekarang banyak kasus-kasus yang terkait dengan kelompok politik tertentu, polisi itu ndak bertindak apa-apa. Tapi terkait dengan kelompok politik yang lain, yang berbeda dengan penguasa, polisi malah cepat sekali itu, secepat kilat menuntaskan kasus-kasus itu,” tegasnya.
Ia mengatakan, selain akan membuat masyarakat tak percaya lagi dengan institusi keamanan itu, juga akan menjadi sumber masalah yang dapat memecah belah masyarakat. Sebab, lanjutnya, telah banyak negara di dunia ini yang terpecah dan berkonflik karena ada perilaku ketidakadilan.
“Karena banyak negara di dunia ini terpecah berkonflik karena adanya laku yang tidak adil, terutama yang ditunjukan oleh aparatur keamanan. Oleh sebab itu saya berharap Polri segera mengubah perilaku dan sikap ini, kalau tidak ya saya pikir ini tidak akan berhenti,” tegasnya.
Apalagi, kata dia, kasus meninggalnya dua anak ini, yakni MJ (12) dan MR (10) harus diikuti campur tangan Kapolri. Sebab kepolisian adalah institusi yang berjalan berdasarkan instruksi dan juga komando tertinggi, yakni Kapolri.
“Karena kalau kemudian hulunya yakni Kapolri itu sejak awal bersikap adil terhadap kelompok politik manapun, pasti hilirnya, yakni kapolda kapolres sampai ke bawah, itu pasti juga berlaku adil. Sehingga Kapolri tidak boleh tinggal diam,” tegas Dahnil.
Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan, Polri akan mengusut kasus pembagian sembako gratis pada acara "Untukmu Indonesia", yang diadakan di Monas, Sabtu (28/4). "Oke akan kita proses," ujar Wakapolri singkat kepada Republika.co.id, Rabu (2/5).
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono mengatakan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus sembako berujung maut tersebut. Argo mengatakan, sementara ini berdasarkan keterangan pihak rumah sakit, dua anak meninggal karena heat stroke dan suhu panas yang tinggi. Sehingga, menyebabkan nyawa keduanya tidak dapat tertolong lagi.
"Menurut keterangan dokter yang memeriksa korban (meninggal) karena heat stroke dan suhu panas yang tinggi," ujar Argo kepada Republika, Rabu (2/5).
Kendati demikian lanjut Argo, penyidik akan menindaklanjuti kasus itu kembali. Termasuk akan memanggil pihak-pihak terkait.
"Polisi lakukan penyelidikan terhadap meninggalnya dua orang tersebut," ujar Argo.