Kamis 03 May 2018 01:00 WIB

Digitalisasi Rantai Pasok Pangkas Biaya Logistik

Porsi biaya logistik di Indonesia masih tinggi.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Satria K Yudha
Petugas melintas di dermaga logistik PLTU Suralaya, Cilegon, Banten, Jumat (13/4).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Petugas melintas di dermaga logistik PLTU Suralaya, Cilegon, Banten, Jumat (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kemajuan teknologi merupakan syarat mutlak untuk menyongsong revolusi industri 4.0. Di bidang logistik, perlu adanya digitalisasi supply chain atau rantai pasok. 

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Hanafi mengatakan, digitalisasi rantai pasok diyakini dapat memangkas biaya logistik. "Implementasi sistem kerja rantai pasok dengan dukungan teknologi industri 4.0 menjadi momentum yang mendesak untuk meningkatkan daya saing industri nasional,'' kata Yukki  dalam pembukaan kegiatan CeMAT Southeast Asia, IndoTransLog, IndoColdChain, IndoTruck (CTCT) 2018, di ICE BSD, Tangerang, Rabu (2/5).

Menurutnya, perhelatan CTCT bukan hanya sekadar ekshibisi, namun juga konferensi. Konferensi itu diharapkan memunculkan ide-ide yang akan mendorong dari sisi rantai pasok untuk dikaitkan dengan revolusi industri 4.0. Tujuan akhirnya, lanjut dia, produk di Indonesia punya daya saing tinggi, lalu mata rantai pasok di dalam negeri membaik. Kemudian, biaya logistik di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan bisa di bawah 20 persen. 

Dia mengungkapkan, porsi biaya logistik di Indonesia masih menyumbang sekitar 40 persen dari harga ritel barang. Adapun komponen terbesar logistik adalah transportasi. Di bidang logistik khususnya rantai pasok, ia mengakui sudah banyak perubahan. ''Tapi kita terlambat, ini kan kita perkirakan revolusi Industri 4.0 akan berjalan 2020." 

Ia mencontohkan, pemerintah belum terlalu serius menerapkan digitalisasi rantai pasok. Buktinya, pembangunan Smart Port sampai saat ini realisasinya belum menggembirakan. 

Direktur Utama PT Debindomulti Adhiswasti Dwi Karsonno mengatakan, CTCT 2018 memberikan fokus perhatian pada perkembangan implementasi layanan berbasis teknologi informasi digital industri 4.0, sebagai sebuah kebutuhan strategis dalam menghadapi derasnya arus globalisasi niaga elektronik yang merambah semua sektor industri barang dan jasa. ''Oleh karena itu, kami juga menggelar kegiatan konferensi selama empat hari paralel dengan kegiatan pameran, dengan mengangkat tema 'Supply Chain Digitizing Platform in Industry 4.0','' ucapnya.

Penyelenggaraan CTCT 2018 ini bertepatan dengan momentum implementasi Paket Kebijakan Ekonomi XV yang memberikan peta jalan dan regulasi di sektor logistik. Peta jalan itu menyatakan transportasi logistik sebagai perbaikan sistem logistik nasional untuk mempercepat pengembangan usaha dan daya saing penyedia jasa logistik nasional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement