REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Jelang leg kedua semifinal Liga Champions, pembicaraan mengenai wasit yang memimpin laga Liverpool kontra AS Roma di Stadion Olimpico, Roma, Kamis (3/5) dini hari WIB, mengemuka. Fan the Reds dan sejumlah media Inggris mengangkat fakta bahwa wasit asal Slovenia ini akan menjadi mimpi buruk bagi Liverpool.
Skomina sebelumnya sudah tiga kali memimpin pertandingan Liverpool. Hasilnya, the Reds selalu kalah.
Pada 2009, Liverpool takluk 1-2 oleh Fiorentina di Anfield. Kemudian, the Reds takluk 0-1 dari Besiktas pada babak 32 besar Liga Europa pada 2015. Terakhir pada 2016, Liverpool kembali kalah 0-1, kali ini dari Villarreal pada leg pertama semifinal Liga Europa.
Benar, catatan tersebut berlanjut. Liverpool kalah 2-4 dari Roma pada laga di bawah kepemimpinan Skomina. Namun, kali ini fan Liverpool bisa tersenyum lebar. Sebab, Liverpool bisa melangkah ke final dengan keunggulan agregat 7-6.
The Reds bisa saja gagal ke final Liga Champions andai Skomina lebih jeli. Liverpool dua kali lolos dari hukuman penalti pada babak kedua. Pertama saat Edin Dzeko dinyatakan offside setelah dijatuhkan Loris Karius di kotak penalti. Ini mungkin bukan kesalahan Skomina sepenuhnya karena yang mengangkat bendera adalah asisten wasit.
Namun, ketika Trent Alexander-Arnold menahan percobaan tembakan Stephan El Shaarawy dengan tangan, Liverpool lolos dari hukuman saat Skomina melambaikan tangan tanda laga terus berjalan.
Apparently not a penalty...
Liveblog https://t.co/leHF6vkLT1 #RomaLiverpool #ROMLIV #RomaLFC #UCL pic.twitter.com/CA2vxHCaW8
— footballitalia (@footballitalia) May 2, 2018
Sementara itu, Klopp tak spesifik bicara tentang kepemimpinan Skomina dan kejadian yang menguntungkan timnya. Namun, ia menilai Roma seharusnya mendapatkan lebih dari upaya keras mereka.
"Lebih layak bagi Roma jika laga berlanjut ke perpanjangan waktu," ujar Klopp, dikutip dari BBC.