Kamis 03 May 2018 15:36 WIB

JK: Ada Dua Hal Penyebab Negara-Negara Islam Alami Konflik

Indonesia memiliki tanggung jawab mengenalkan Islam ajaran damai.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Agung Sasongko
Jusuf Kalla
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam Wasathiyyah di Istana Wakil Presiden. Dalam pidatonya, Jusuf Kalla berharap hasil konsultasi tersebut dapat memberikan pengajaran bahwa ajaran agama Islam membawa kedamaian di dunia.

Jusuf Kalla menyoroti tentang terjadinya konflik dan peperangan di sejumlah negara Islam. Indonesia sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar dunia merasa bertanggung jawab untuk menciptakan Islam yang damai.

"Sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia ini, kita merasa bertanggung jawab untuk menciptakan Islam yang damai sehingga terjadi suatu kedamaian dengan negara-negara lain," ujar Jusuf Kalla, Kamis (3/5).

Jusuf Kalla mengatakan, ada dua hal yang menjadi penyebab negara-negara Islam mengalami konflik. Pertama, adanya intervensi dari negara-negara besar. Kedua, ada pemikiran radikal yang menimbulkan konflik berdarah.

Pemikiran radikal ini banyak menimbulkan aksi bunuh diri dan perang atas nama jihad yang dapat merugikan orang lain. Jusuf Kalla mengatakan, generasi muda islam dengan mudah ingin melakukan aksi bunuh diri atas nama agama, agar dapat menggapai surga dengan mudah. Padahal dalam agama Islam, membunuh anak-anak, perempuan, maupun merusak tanaman merupakan hal yang diharamkan.

"Oleh karena itu, perlu ada ajaran-ajaran yang perlu diluruskan, jadi para ulama itu bagaimana agar agama ini diajarkan dengan baik," ujar Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla berharap, KTT Washatiyyah bukan hanya sekadar konferensi saja. Namun KTT ini bisa memberikan sumbangsih untuk menghentikan ajaran-ajaran radikal yang menyebabkan timbulnya masalah di negara-negara Islam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement