REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua menyatakan hingga triwulan I-2018 konsumsi avtur di wilayah kerjanya meningkat hingga 15 persen. Namun, kondisi ini dapat diantisipasi dengan baik sehingga tidak pernah terjadi kekosongan stok.
"Rata-rata konsumsi avtur sekarang 22.000 kiloliter per bulan. Kita sementara perkirakan kenaikan 12-15 persen, itu dikarenakan konsumsi avtur pada triwulan I-2018 dibandingkan triwulan I 2017 naik sekitar 12-15 persen," ujar General Manager Pertamina MOR VIII, B Frans Justus Lapian, Kamis (5/3).
Ia menegaskan, Pertamina selalu membuat prediksi mengenai tingkat konsumsi BBM, terutama untuk momen-momen hari besar keagamaan. Menurut dia, dalam mengantisipasi peningkatan konsumsi avtur, stok selalu diperbanyak karena untuk wilayah timur moda transportasi udara masih sangat vital dibanding daerah lain di Indonesia.
"Tapi bila dilihat pada Januari 2018, kenaikan konsumsi avtur sangat signifikan karena ada perayaan Natal dan tahun baru. Karena itu kita selalu perdiksikan kenaikannya sampai 25 persen, kenyataannya pada saat ini naiknya 12-15 persen," kata dia.
Tidak hanya untuk hari besar keagamaan, peningkatan avtur juga terjadi karena adanya pembukaan bandara baru di beberapa tempat. Di mana, secara otomatis membuat jumlah penerbangan meningkat.
"Kemungkinan akan ada beberapa bandara baru yang akan di buka, seperti di Saumlaki, Provinsi Maluku. Kalau ada rencana pembukaan bandara lain, Pertamina sudah siap untuk mengantisipasi," katanya.
Frans menyatakan, Pertamina menambah tempat penimbunan avtur dengan memanfaatkan tangki yang sebelumnya digunakan untuk minyak tanah.
"Kita sudah menyiapkan untuk mengganti tangki yang sebelumnya digunakan untuk menampung minyak tanah menjadi untuk avtur. Tangki-tangki yang tidak terpakai sudah kita manfaatkan untuk avtur karena ternyata perkembangan transportasi udara di wilayah timur Indonesia sangat luar biasa," katanya.