REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengatakan bahwa Islam Wasathiyyah merupakan Islam moderat yang anti terhadap radikalisme ataupun ektremisme. Karena itu, menurut dia, jika ada kelompok yang membawa pentungan atas nama Islam dan melakukan kekerasan maka tidak dibenarkan dalam Islam.
Kiai Said juga mengatakan, dengan digelarnya kegiatan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendikiawan Muslim di dunia, masyarakat dunia harus mengetahui bahwa orang yang melakukan pengeboman atas nama Islam tidak dibenarkan.
"Jadi artinya bagi masyarakat yang masih ragu apakah yang mengebom itu atas nama Islam, atau orang yang radikal atas nama Islam? Sekarang kita semua harus tahu itu tidak benar. Ngebom atau dengan membawa pentung ke sana kemari atas nama Islam tidak dibenarkan," ujar Kiai Said usai menghadiri acara penutupan kegiatan KTT di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (3/5).
Kiai Said menuturkan, kegiatan KTT yang telah dilaksanakan selama tiga hari di Bogor sangat bermakna sekali. Apalagi, kata dia, kegiatan tersebut dihadiri Grand Syekh Al Azhar Ahmad Muhammad Al Thayyib yang menegaskan bahwa Islam adalah agama wasathiyyah.
"Terutama dari Grand Syekh Al Azhar menegaskan bahwa Islam itu agama wasatiyyah, agama moderat, yang anti radikalisme, ekstremisme, apalagi sampai terorisme," ucapnya.
Jadi, menurut Kiai Said, tidak benar jika ada orang yang mengatasnamakan Islam tapi bertindak keras dan radikal. Menurut dia, hal ini juga telah ditegaskan dalam Alquran bahwa Islam merupakan agama tengah.
"Semua ulama berpendapat demikian. Alquran sendiri juga menegaskan bahwa Islam adalah agama wasathiyyah. Jadi tidak benar kalau ada orang yang mengatasnamakan Islam tapi bertindak keras dan radikal," katanya.