Kamis 03 May 2018 17:50 WIB

Survei Indikator Sebut PDIP akan Jadi Pemenang Pemilu 2019

Perolehan suara PDIP masih tinggi karena ketokohan Presiden Jokowi

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bilal Ramadhan
Atribut partai PDI Perjuangan (ilustrasi)
Foto: Antara
Atribut partai PDI Perjuangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mengeluarkan survei tentang kemungkinan keterpilihan partai politik pada Pemilu 2019 nanti. Direktur Indikator Politik Burhanudin Muhtadi mengatakan survei lembaganya menyebutkan partai yang sedang berkuasa yaitu PDIP akan menjadi partai pemenang dengan perolehan suara 27,7 persen.

"Simulasi semi terbuka daftar 15 partai, PDIP 27,7 persen di posisi teratas. Ini lebih tinggi dari pada perolehan PDIP pada Pemilu 2014 lalu," kata Burhan di kawasan Cikini Jakarta, Kamis (3/5).

Untuk menjadi partai pemenang kedua kata Burhan adalah partai oposisi yaitu Gerindra dengan suara 11,4 persen. Di peringkat ketiga ada Golkar dengan 8,0 persen. Partai Demokrat di peringkat empat 6,6 persen.

Meroketnya perolehan suara PDIP karena faktor ketokohan Joko Widodo sebagai capres yang mereka usung. Walaupun kini koalisi pendukung Jokowi di pemerintahan dan jelang Pilpres 2019 ramai, kata Burhan hal itu kenyataannya tidak berdampak positif bagi partai tersebut kecuali PDIP.

Karena publik mengenal Jokowi adalah partai yang dibina dan meniti karir dari PDIP sejak awal. Hal yang sama kata Burhan juga berlaku untuk Gerindra karena ketokohan Prabowo Subianto.

Partai-partai tua lainnya seperti Demokrat, PAN, PPP, punya suara cenderung turun karena tidak mempersiapkan kader menjadi tokoh kuat yang bisa maju di Pilpres. "Demokrat mulai memunculkan AHY. Itu adalah hal yang baik," ujar Burhan.

Satu fakta menarik dari Survei Indikator sambung Burhan adalah berhasilnya Partai Perindo sebagai partai baru masuk ke parlemen atau menembus batas parlementary threshold. Partai yang dipimpin bos MNC grup itu mendapat suara 4,6 persen. Perindo berada di peringkat enam di atas partai-partai lama seperti PKS, PPP, Nasdem dan Hanura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement