REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas) meneken kerja sama dengan PT Askrindo (Persero) di gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis (3/5). Acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) disaksikan Menhan Ryamizard Ryacudu.
Menurut Ketua Dewan Pengawas Pinhantanas, Connie Rahakundini Bakrie, sinergi lintas sektor industri tersebut dapat saling menguatkan kedua belah pihak. Sehingga Indonesia bisa mewujudkan industri pertahanan yang maju, mandiri, dan berdaya saing. “Ini adalah cara untuk merevitalisasi industri pertahanan nasional termasuk upaya pengembangan dan peningkatan daya saingnya,” kata Connie seusai acara penandantanganan tersebut.
Connie menambahkan, saat ini industri pertahanan swasta nasional bersama BUMN memang sudah bisa memenuhi kebutuhan beberapa Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) pengguna di dalam negeri untuk TNI dan Polri. Namun tetap masih ada kendala yang dihadapi pelaku industri pertahanan.
"Yaitu kesulitan modal usaha antara lain karena mahalnya biaya investasi teknologi tinggi yang selama ini belum bisa dijamin sepenuhnya oleh industri keuangan dalam negeri," ujar Connie.
Kerja sama dengan industri keuangan dalam negeri juga akan sangat berguna dalam
mendukung seluruh pelaku industri pertahanan nasional. Baik itu Pinhantanas maupun Perkumpulan Perusahaan Ekspor-Impor (PP Eksim) Alpalhankam yang bila ditotal bersama jumlahnya mencapai 545 pelaku industri.
Dalam kerja sama dengan Pinhantanas tersebut, Askrindo akan menjamin kontrak bank garansi dan asuransi kredit anggota Pinhantanas dalam menjalankan proyek pengadaan barang dan jasa, serta produksi ekspor impor alutsista.
"Potensi bisnis dengan Pinhantanas dengan nilai jaminan sebesar Rp 25 triliun, nilai tersebut sangat besar melihat 40 persen anggaran Kemenhan masuk ke industri swasta,” kata Direktur Utama PT Askrindo Asmawi Syam.