REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyatakan optimistis terhadap pertumbuhan kredit tahun ini. Bahkan, pada kuartal dua mendatang, bisa mencapai 14 persen.
"Hal itu ditopang tetap oleh kredit mikro dan korporasi. Kalau melihat kondisi ekonomi, saya masih optimistis sampai Juni, pertumbuhan kredit bisa tambah satu atau dua persen," ujar Direktur Utama BRI Suprajarto kepada wartawan di Jakarta, Kamis, (3/5).
Perlu diketahui, pada kuartal pertama 2018, penyaluran kredit perseroan sebesar Rp 757,68 triliun. Dengan begitu tumbuh 11,2 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu yang hanya Rp 681,27 triliun.
Suprajarto menjelaskan, potensi bisnis terutama mikro masih sangat besar. Maka masih banyak yang dapat digarap. "Di pipeline, kita juga sudah lakukan kerja sama dengan BPD (Bank Pembangunan Daerah). Kemarin MoU dengan Bank Jateng dan itu akan berikan optimisme juga, bukan hanya penyaluran kredit tapi menambah fee based income, karena mereka juga sudah pakai Brizzi (uang elektronik BRI) yang memberikan keyakinan kita," tuturnya.
Meski begitu, ia mengakui, perseroan cenderung menahan penyaluran kredit. "Tapi bukan berarti menahan, tapi enggak ekspansi (kredit). Kita juga ekspansi," kata Suprajarto.