REPUBLIKA.CO.ID, CHARMINAR -- Renovasi Masjid Makkah yang menjadi ikon di jantung Kota Tua Hyderabad, India selatan, telah terbengkalai selama berbulan-bulan. Hal itu dinilai karena sikap apatis pemerintah setempat. Menjelang bulan suci Ramadhan yang tinggal menghitung hari, para pengurus masjid dan kaum religius menyesalkan kondisi masjid tersebut yang masih kekurangan fasilitas dasar.
"Sayangnya, masjid telah dalam kondisi buruk untuk waktu yang lama dan kami sangat tidak senang dengan bagaimana otoritas pemerintah yang mengabaikan perbaikan dan renovasi masjid," kata seorang aktivis wakaf, dilansir di Times of India, Kamis (3/5).
Ia mengatakan, struktur bangunan warisan berusia tiga abad itu kini telah menjalani pemugaran selama lebih dari enam bulan. Sementara itu, para pejabat Wakaf didampingi staf dari departemen arkeologi negara dan konstituensi Charminar Pasha Quadri meninjau masjid tersebut pada Januari lalu dan memastikan pekerjaan akan rampung sebelum Ramadhan. Aktivis wakaf tersebut mengatakan, ada sedikit kemajuan di lapangan.
Namun demikian, mereka memperingatkan tentang buruknya pemeliharaan yang tanpa visi. Menurut mereka hal itu dapat terbukti merugikan keberadaan struktur bangunan kuno yang penuh dengan masalah struktural yang membutuhkan perhatian mendesak.
Tidak hanya masalah air yang merembes dari atap utama dan banyak dinding yang retak, Masjid Makkah bahkan tidak memiliki kamar kecil yang memadai. Menurut para aktivis, atap utama di sisi kanan masjid telah memperlihatkan retakan besar. Hal itu dikhawatirkan bisa menyebabkan bangunan runtuh kapan saja, jika tidak segera diperbaiki.
Pengawas Masjid Makkah, M A Khadeer Siddiqui, mengatakan struktur bangunan masjid tersebut membutuhkan perhatian pemerintah. Menurutnya, hanya dua crore rupee yang telah dikeluarkan dari 8,48 crore rupee yang disetujui pemerintah untuk melakukan renovasi.
Ia mengatakan, pekerjaan renovasi itu terpisah karena kontraktor yang berbeda ditugaskan untuk pekerjaan yang berbeda. Menurutnya, mereka tidak memiliki banyak ruang di dalam untuk material yang dibutuhkan setiap kontraktor. Jika mereka menyelesaikan setiap pekerjaan secara terpisah, ia mengatakan akan dibutuhkan waktu beberapa tahun untuk merampungkan pekerjaan tersebut.
"Saya tidak melihat logika di balik penugasan pekerjaan dari sebuah struktur tunggal untuk kontraktor yang berbeda dan mengeluarkan uang dalam angsuran yang telah disetujui," kata Siddiqui.
Namun demikian, ia mengatakan merampungkan pekerjaan renovasi sebelum Ramadhan tidaklah mungkin. Ia menambahkan, mereka telah mencapai kesepakatan dengan pekerja bangunan yang meminta waktu selama 18 bulan untuk menyelesaikan pekerjaan renovasi tersebut.