Jumat 04 May 2018 04:03 WIB

Tingkat Pembunuhan Meksiko Tembus Rekor Baru

Kejahatan adalah masalah utama di Meksiko.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Ani Nursalikah
Polisi Federal Meksiko antinarkoba siap berpatroli di jalan-jalan (Ilustrasi)
Foto: REALTRUTH.ORG
Polisi Federal Meksiko antinarkoba siap berpatroli di jalan-jalan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, IN APASEO EL GRANDE -- Kota In Apaseo El Grande, Provinsi Guanajuato, Meksiko, saat ini sedang mengalami pukulan ganda. Salah satunya adalah gelombang kejahatan nasional dimana tingkat pembunuhan menembus rekor sebelumnya pada 2011. Puncak itu datang setelah presiden saat itu, Felipe Caldern, mengerahkan tentara melawan geng narkoba.

Taktik Caldern adalah menangkap atau membunuh pemimpinnya yang menyebabkan geng-geng yang ada di Meksiko terpecah menjadi faksi-faksi yang bertikai, dan memasuki lini bisnis baru. Presiden saat ini, Enrique Pea Nieto, yang menjabat pada 2012, berjanji mengurangi separuh tingkat pembunuhan.

Dilansir di Economist, Jumat (4/5), sebagai gantinya, setelah penurunan awal di 2011, pada Maret 2018 ini jumlah pembunuhan meningkat sangat tajam selama kepresidenan Pea. Jumlahnya telah melampaui jumlah korban tewas saat kepemimpinan Caldern. Angka pembunuhan sejauh ini di 2018 adalah sekitar 25 persen lebih tinggi daripada di 2011.

Kemudian masalah kedua, bagi Provinsi Guanajuato kekerasan semacam itu adalah hal baru sehingga mereka kurang siap untuk menghadapi itu. Pada 2011, tingkat pembunuhannya setengah dari rata-rata nasional, tapi sekarang justru melonjak dua kali lipat dari rata-rata nasional.

Peningkatan kekerasan adalah salah satu masalah utama dalam pemilihan umum yang dijadwalkan pada 1 Juli mendatang. Hampir sebagian besar orang Meksiko mengatakan, kejahatan adalah masalah utama di daerah mereka. Hilangnya tiga mahasiswa jurusan perfilman di Guadalajara pada Maret lalu, dan mereka ditemukan dengan jasad mereka yang dilarutkan dalam zat asam, memicu protes besar-besaran bulan lalu.

Debat pertama pada 22 April 2018 lalu dan merupakan rangkaian dari tiga debat selanjutnya, di antara lima calon presiden, memulai dengan tema keamanan. Proposal mereka tidak menggembirakan. Andrs Manuel Lpez Obrador, pelari depan sayap kiri, salah mendiagnosis masalahnya. Solusi yang diajukannya bersifat radikal, tetapi yang paling lumayan, adalah jawaban yang dipaparkannya. Sementara dua saingan utamanya tidak jelas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement