REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi nama teratas yang paling diinginkan untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Presiden Joko Widodo. Hal itu berdasarkan hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia dimana AHY tertinggi dengan 22,4 persen suara.
Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai hasil survei menunjukkan pendukung Jokowi memang menginginkan semua partai bergabung bersama koalisi Jokowi. Ia menyampaikan selamat lantaran AHY mendapat perhatian dari para pendukung Jokowi.
"Pertama, selamat buat Mas AHY dan Demokrat tetapi kalau ditanya kemudian apakah pendukung jokowi pingin Demokrat ke pemerintah, ya pasti pendukung Jokowi semua parpol mendukung Jokowi," ujar Hendri saat dihubungi wartawan, Kamis (3/5) malam.
Namun, ia menilai hasil survei tersebut tidak serta-merta menjadikan AHY sebagai satu-satunya calon paling berpeluang menjadi cawapres untuk Jokowi. Hendri menilai, semua berpulang kepada Jokowi dan koalisi partai pendukung Jokowi.
"Selanjutnya apakah AHY akan jadi cawapres Jokowi, pengennya AHY ya gitu. Tapi apakah kemudian Jokowinya ingin AHY, ya belum tau juga," kata dia.
Hasil survei juga tidak cukup tanpa diimbangi pembuktian dari AHY. Sebab, kegagalan AHY dalam Pilkada Gubernur 2017 tentu menjadi pertimbangan pihak-pihak yang ingin menyandingkan AHY sebagai cawapres Jokowi.
"Tapi ya bagus buat AHY kalau dia meluncur sebagai cawapresnya, tapi AHY ya mesti membuktikan dulu dia bisa berdiri di atas namanya sendiri dahulu," kata Hendri.
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, nama AHY berada di urutan pertama untuk menjadi cawapres pendamping Jokowi. Dari 11 nama, AHY tertinggi dengan perolehan 22,4 suara. AHY juga menjadi cawapres terkuat kedua untuk Prabowo, yaitu dengan 10,8 suara. AHY ada di bawah saingannya di pilgub DKI lalu, Anies Baswedan dengan suara 15,1 persen.