REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Seorang mahasiswi pertukaran dari Bangladesh dituduh menikam seorang pria Australia. Diduga ia termasuk ke dalam kelompok ISIS yang berada di Melbourne.
Momena Shoma, tiba di Melbourne untuk belajar di La Trobe University pada bulan Januari. Selang beberapa minggu, pada Februari ia masuk ke dalam kamar tidur Roger Singaravelu (56), dimana ia menumpang tinggal disana.
Jaksa mengatakan Shoma dilaporkan berteriak Allahu Akbar sebelum menusuk Singaravelu di leher sementara putrinya yang berusia 5 tahun melihat ayahnya diserang. Paramedis yang tiba di tempat kejadian mengatakan mereka menemukan Singaravelu duduk di kursi plastik dengan pendarahan hebat di bagian leher. Sementara Shoma ditangkap saat itu juga dengan tenang dan kooperatif.
"Saya meraih pisau yang ia pegang kemudian mengusirnya. Saya juga berteriak kepada putriku yang melihat kejadian tersebut untuk lari dan bersembunyi," kata Singaravelu yang selamat dari kejadian.
Shoma telah tinggal di rumah korban selama dua hari sebelum melakukan serangan tersebut. Jaksa penuntut Charlie Rozencwajg mengatakan ia seolah mendapat panggilan dari pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi untuk menyerang warga Australia di tanah mereka sendiri.
Sebelum pindah ke rumah Singaravelu, Shoma telah menumpang bersama keluarga lain yang mengklaim bahwa dia melakukan serangan sama kepada tuan rumah.
Dia melakukan latihan di kasur dengan keluarga pertama yang menjadi tuan rumah, mereka merasa terintimidasi. Mereka mengatakan takut dan tidak ingin Shoma terus tinggal dengan mereka," kata Rozencwajg mengatakan selama sidang pengadilan di Pengadilan Melbourne Magistrates pada hari Rabu kemarin dilansir laman Foxnews, Rabu (3/5).
Jaringan Homestay Australia, yang mengatur perumahan bagi Shoma ketika dia tiba di Melbourne, memberikan banyak informasi. Itu sangat membantu polisi dalam penyelidikan kasusnya. Shoma tetap dalam tahanan polisi dan dijadwalkan untuk muncul di pengadilan lagi pada 1 Agustus.