Jumat 04 May 2018 14:44 WIB

Selama Tujuh Tahun, 682 Jurnalis Tewas di Suriah

Rezim Assad dinilai paling banyak menyebabkan kematian jurnalis.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Korban konflik kekerasan di Suriah
Foto: BBC
Korban konflik kekerasan di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kelompok hak asasi manusia Suriah, Syrian Network for Human Rights (SNHR), merilis laporan tentang jumlah jurnalis yang telah tewas sejak pecahnya konflik di negara tersebut. Laporan itu diterbitkan dalam rangka memperingati Hari Kebebasan Pers pada 3 Mei.

Dalam laporannya, SNHR menyebutkan antara periode Maret 2011 hingga Mei 2018, sebanyak 682 jurnalis tewas di Suriah. "Selama periode yang sama, 1.116 jurnalis, termasuk 33 warga asing, ditahan," kata SNHR, dikutip laman Anadolu Agency.

Menurut SNHR, rezim Bashar al-Assad dan pendukungnya menjadi pihak yang paling banyak menyebabkan kematian bagi jurnalis di Suriah. Sejak Maret 2011 hingga Mei 2018, rezim Assad bertanggung jawab atas tewasnya 556 jurnalis di sana.

Kemudian milisi ISIS bertanggung jawab atas kematian 64 jurnalis. Milisi kurdi YPG/PKK dan kelompok teror lainnya menewaskan 37 jurnalis. "Sebanyak 25 (jurnalis) lainnya tewas dalam bentrokan antara oposisi dan pasukan rezim," kata SNHR.

Konflik di Suriah telah berlangsung selama tujuh tahun. Lebih dari setengah juta warganya tewas akibat peperangan di wilayah tersebut. Kemudian lebih dari 10 juta lainnya mengungsi ke berbagai negara di Timur Tengah dan Eropa.

PBB telah berupaya mendamaikan faksi-faksi yang terlibat konflik di Suriah melalui perundingan Jenewa. Namun, perundingan yang telah berlangsung selama sembilan putaran itu tak kunjung membuahkan hasil yang positif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement