Jumat 04 May 2018 20:05 WIB

Xi Jinping: Keputusan Cina dengan Marxisme Sepenuhnya Benar

Xi memerintahkan anggota partai menjadikan teori Mars sebagai falsafah hidup.

Presiden Cina Xi Jinping.
Foto: Reuters
Presiden Cina Xi Jinping.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Keputusan Partai Komunis Cina bertahan dengan teori politik Karl Marx masih sepenuhnya benar. Demikian disampaikan  Presiden Xi Jinping menjelang peringatan 200 tahun kelahiran filsuf Jerman itu pada Sabtu (5/5).

Sejak berkuasa pada 2012, Xi, yang dinilai banyak pihak sebagai pemimpin Cina paling kuat sejak Mao Zedong, selalu mengatakan, Partai Komunis tidak boleh lupa terhadap akar sosialis mereka sebagai upaya mengembalikan kejayaan bangsa Cina.

Di Balai Agung Rakyat di Beijing pada Jumat, Xi mengatakan, penulisan Marxisme di dalam bendera Partai Komunis Cina adalah sepenuhnya benar. "Upaya tanpa ragu untuk memromosikan pentingnya Marxisme dan pembaharuan terhadapnya adalah sepenuhnya benar," ujarnya.

Xi juga memerintahkan semua anggota partai membaca semua karya Marx dan memahami teori Marx sebagai filsafat hidup dan "perjalanan kerohanian".

Pidato Xi tersebut adalah bagian dari propaganda sepanjang satu pekan oleh media pemerintah. Banyak gambar kartun yang menunjukkan bagaimana teori Marx masih relevan dalam kehidupan modern Cina dan generasi selanjutnya.

Saat ini, Cina, sebagai negara terbesar yang mengidentifikasi diri sebagai negara sosialis, tanpa ragu-ragu menunjukkan diri sebagai masyarakat kapitalis modern -- yang ditandai dengan konsumsi berlebihan dan lebatnya jurang antara elitr urban dengan kaum miskin pedesaan.

Kontradiksi antara retorika partai dan kenyataan sosial itu membuat banyak analis menyimpulkan bahwa Partai Komunis Cina tidak lagi mengindahkan Marxisme.

Meski demikian, Xi mengaku berkomitmen penuh terhadap ideologi partai dan memberlakukan kembali sesi pelajaran yang mengingatkan orang pada era Mao. Dia juga menekankan pentingnya bagi Cina untuk terus percaya pada sejarah revolusi dan sistem politik yang dianut.

"Saya berpendapat bahwa kita harus mulai menerima kenyataan bahwa Xi Jinping benar-benar pengikut Marx dan Marxisme," kata Jude Blanchette, pengamat Cina dari Crumpton Group, yang merupakan perusahaan konsultan bisnis berkedudukan di Washington.

Penekanan pada Marxisme membuat perbedaan ideologi semakin lebar antara Cina dengan negara-negara kapitalis demokrasi Barat di tengah beberapa kejadian besar seperti krisis finansial global tahun 2008 dan terpilihya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat.

"Dengan menerapkan ajaran Marxisme secara lebih ketat, Partai Komunis China berupaya menarik jarak dengan model ekonomi politik aternatif di Amerika Serikat, yang gagal," kata Blanchette.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement