REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Akademi Swedia, lembaga penanggung jawab pemilihan penerima hadiah Nobel Sastra, pada Jumat (4/5) mengatakan tidak akan mengumumkan pemenang pada tahun ini karena skandal seks. Hal itu membuat beberapa anggota dewan ini mengundurkan diri.
Pembatalan hadiah bergengsi itu belum pernah terjadi selama beberapa dasawarsa belakangan. Akademi Swedia mengakui bahwa nama baik mereka hancur karena dugaan skandal suami salah satu anggota direksinya. Akademi itu juga mengakui bahwa beberapa nama pemenang sudah bocor.
"Keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan penurunan kepercayaan umum terhadap Akademi," kata lembaga itu dalam pernyataan tertulis.
Akademi Swedia, yang anggotanya terdiri atas elit sastra dari negara yang sama, mengaku akan memberikan dua hadiah pada 2019, untuk mengganti pembatalan pada tahun ini. "Kami menilai penting untuk meluangkan waktu demi mengembalikan kepercayaan publik kepada Akademi sebelum pemenang hadiah nobel berikutnya diumumkan," kata Anders Olsson, yang untuk sementara ini menjabat sebagai Sekretaris Akademi.
Skandal seksual yang diduga dilakukan oleh suami dari salah satu anggota dewan adalah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi Akademi Swedia, lembaga yang dibentuk oleh Raja Gustav III pada 1786.
Meski sudah sering menjadi subjek kontroversi pada masa lalu -- seperti yang terjadi pada 2016 saat memilih penulis lagu Bob Dylan sebagai penerima hadiah -- perdebatan biasanya hanya fokus pada kelayakan penerima dibanding Akademi Swedia-nya sendiri. Skandal itu dimulai dari dugaan pelecehan seksual terhadap 18 perempuan oleh tokoh budaya dan fotografer Jean-Claude Arnault, yang merupakan suami dari anggota dewan akademi, Katarina Frostenson.
Akademi Swedia memberikan dukungan finansial terhadap lembaga budaya yang dikelola oleh Arnault dan Frostenson. Pada awalnya, tiga anggota dewan akademi mengundurkan dari karena tidak puas terhadap penyelidikan dugaan pelecehan seksual itu. Frostenson dan kepala akademi mengikuti langkah yang sama bersama enam anggota lain.
Saat skandal itu masih hangat dibicarakan publik, pihak akademi juga menyatakan bahwa beberapa nama pemenang juga telah bocor di tangan para penjudi. Arnault sendiri membantah dua tudingan terkait pelecehan seksual dan pembocoran nama.
Sebelumnya, Akademi Swedia pernah tidak memberikan Hadiah Nobel antara tahun 1940 sampai 1943 karena Perang Dunia II. Yayasan Nobel sendiri mengatakan bahwa krisis ini telah "berdampak negatif" terhadap Hadiah Nobel. "Keputusan mereka menunjukkan betapa genting keadaan dan akan membantu melindungi nama baik hadiah Nobel dalam jangka panjang," kata yayasan tersebut dalam pernyataan tertulis.