REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan #2019GantiPresiden Mustofa Nahrawardaya menyatakan, #2019GantiPresiden dipastikan akan menggelar Deklarasi Akbar Relawan Nasional pada Ahad (5/4). Meski terdapat tokoh politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera dalam poster deklarasi tersebut, Mustofa menegaskan acara ini tidak berafiliasi dengan partai apapun.
"Ini tidak ada Parpol, meski ada Mardani ini datang sebagai pribadi," ujar Mustofa saat ditemui di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/5). Terdapat pula tokoh lainnya seperti Neno Warisman yang menurut Mustofa mewakili emak-emak dan Ustaz Abu Jibril Fuad.
Deklarasi tersebut, menurut Mustofa menjadi bukti masyarakat bahwa ada keinginan kuat untuk mencari sosok presiden baru Republik Indonesia. Acara ini akan diselenggarakan di Taman Aspirasi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Dalam deklarasi ini, tidak ada pula dukungan pada sosok tertentu sebagai calon presiden. "Belum ada dukungan tertentu, yang penting ganti dulu karena banyak yang lebih baik," ujar dia.
Kegiatan ini, menurut Mustofa juga belum memiliki struktur koordinasi yang tetap. Kendati demikian dalam deklarasi ini, kata Mustofa, juga tidak menutup kemungkinan akan membuka jalan munculnya pengorganisasian #2019GantiPresiden yang lebih terstruktur.
"Kami relawan aja mendukung mereka karena kita cocok dengan kegiatann ini. Selama itu tidak dilarang, kita akan turun," ujar pegiat media sosial Twitter yang dikenal dengan akun @netizentofa tersebut.
Mustofa menambahkan, deklarasi ini juga suatu bentuk belajar kampanye, namun bukan kampanye. Sehingga di masa mendatang, ketika tiba masa kampanye presiden yang sesungguhnya, masyarakat yang menginkan presiden bukan Joko Widodo dapat semakin matang.
Anggota Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia Rahmat Bagja menyatakan, fenomena adu tagar yang terjadi belakangan ini sebenarnya sah-sah saja. Asalkan, adu tagar yang dilakukan tersebut tidak memasukkan atribut partai politik. "Kalau sudah ada inisiasi partai logo partai di belakangannya sudah masuk inisiasi kampanye," kata Rahmat di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4).
Pasalnya, menurut Rahmat, bila sudah ada atribut partai, artinya sudah terjadi kampanye. Padahal saat ini belum masuk jadwal kampanye.