Sabtu 05 May 2018 15:32 WIB

22 Media Online Sepakat Lawan Hoaks Lewat CekFakta.com

CekFakta.com merupakan kolaborasi AMSI, Google, AJI, serta lembaga antihoaks

Rep: Umi Nur Fadhilah / Red: Joko Sadewo
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafinfo), Intetnews bekerja sama dengan Google News Initiative meluncurkan platforma CekFakta.com dalam kegiatan Trusted Media Summit 2018 di Jakarta, Sabtu (5/5).
Foto: republika
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafinfo), Intetnews bekerja sama dengan Google News Initiative meluncurkan platforma CekFakta.com dalam kegiatan Trusted Media Summit 2018 di Jakarta, Sabtu (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebanyak 22 perwakilan media siber Asosiasi Media yang merupakan tergabung di Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), bersama dengan sejumlah lembaga yang peduli dengan persoalan berita hoaks, meluncurkan cekfakta.com. Peluncuran ditandai dengan penandatangan kesepakatan, serta kegiatan 'Trusted Media Summit 2018' di Jakarta, Sabtu (5/5).

Peluncuran cekfakta.com ini merupakan kolaborasi antara Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Antifitnah Indonesia, Internews dan Google News Initiative 

"Ini menunjukkan pentingnya punya kesadaran melawan berita hoaks," kata Sekjen Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wahyu Dhyatmika di Jakarta, Sabtu (5/5).

Ia menjelaskan, cekfakta.com merupakan platform untuk memverifikasi berbagai informasi. Platform ini bertujuan menjadi wadah kolaborasi bagi media massa membuktikan kebenaran informasi dengan cepat.

Ia mengatakan, sejumlah negara telah memiliki platform serupa sejak lama. Tujuannya, untuk memberantas berita bohong di negara masing-masing. Salah satu negara yang berhasil dengan platform tersebut adalah Prancis. Menurutnya, pemilu Perancis tak terpengaruh berita bohong dan propaganda di negaranya.

Selain itu, negara lain yang memiliki platform serupa adalah Taiwan. Bedanya, Taiwan memiliki programer IT khusus yang memasukkan informasi ke basis data. Halnitu memungkinkan setiap orang yang meragukan suatu informasi, bisa melakukan pengecekan sendiri.

"Kuncinya mereka harus punya database. Itu yang mau kita buat di Indonesia dengan cekfakta.com," ujar dia.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Abdul Manan mengatakan inisiatif platform cekfakta.com bertujuan mendorong publik ikut terlibat memerangi berita bohong. Tersedianya bagi publik, bertujuan memudahkan publik berkontribusi memerangi berita bohong.

Selama ini, Manan mengatakan AJI bekerja sama dengan Google memberi pelatihan para jurnalis dalam mengecek fakta dari hoaks yang beredar."Secara internal kita dorong wartawan  perangi ini dengan perkuat verifikasi. Di sisi lain, publik terlibat memerangi itu. Kombinasi wartawan dan pelibatan publik," tutur dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement