Sabtu 05 May 2018 17:10 WIB

Daging Segar Mahal, Mendag: Daging Beku Lebih Sehat

Pemerintah menyiapkan daging beku dengan harga terjangkau.

 Daging sapi beku yang disiapkan saat operasi pasar yang digelar Kementan di Jalan Sunda, Jakarta, Ahad (21/2). (Republika/Tahta Aidilla)
Daging sapi beku yang disiapkan saat operasi pasar yang digelar Kementan di Jalan Sunda, Jakarta, Ahad (21/2). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengimbau masyarakat untuk tak perlu khawatir dalam mengonsumsi daging beku sebagai alternatif mahalnya harga daging segar.

"Daging beku pada dasarnya lebih sehat, tidak ada hotel restoran yang di negara-negara maju yang memasak daging lokal. Daging beku itu bakterinya sudah mati dulu, itu yang perlu kita tekankan," ujar Enggar saat melakukan sidak ke Pasar Andir Kota Bandung, Sabtu (5/5).

Enggar mengatakan, hingga kini banyak masyarakat yang enggan mengonsumsi daging beku, karena dianggap tidak higienis. Namun kata dia, anggapan tersebut sebenarnya tidak benar."Lebih higienis juga dan kita akan menyiapkan menjual itu (daging beku),"kata dia.

Meski begitu, apabila masyarakat tetap ingin mengonsumsi daging segar, pemerintah tentu akan menyiapkannya dengan harga terjangkau atau sebesar Rp80 ribu untuk daging lokal."Kami tidak memaksakan daging importnya, tapi pada dasarnya rakyat harus diberikan pilihan, mau daging segar, tapi daging yang terjangkau Rp 80 ribu harus tersedia," kata dia.

 

Baca juga,  Kemendag: Kuota Impor Daging Sapi tak Dibatasi.

 

Dalam sidak bersama Satgas Pangan Provinsi Jawa Barat, Mendag juga meninjau harga beberapa kebutuhan pokok lain di Pasar Andir. Berdasarkan pemantauannya harga komoditas pangan masih relatif stabil.

"Daging ayam dan telur secara umum tidak ada masalah. Kita lihat juga mengenai bawang putih di bawah Rp 25 ribu, cabai, dan bawang merah juga terkendali," kata dia.

Dari segi stok seperti telur, daging ayam, gula, minyak goreng, bawang merah, dan bawang putih juga dapat dikatakan aman hingga bulan Ramadhan.

Kenaikan harga justru terjadi pada cabai. Kendati masih ada kenaikan harga namun ia menjamin harganya tidak akan melonjak lebih tinggi, mengingat cabai tidak bisa bertahan lama."Memang cabai naik turun, tapi itu juga tidak akan melonjak jauh karena itu tidak kuat lama. Jadi tidak ada spekulan yang mampu menahan," kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement