Sabtu 05 May 2018 20:45 WIB

Prukades Bantu Turunkan Kemiskinan di Gorontalo

Angka penurunan kemiskinan dari program Prukades antara dua hingga 20 persen.

Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo saat menerima kunjungan silahturahmi Kepala BNN Komjen Heru Winarko di kantor Kemendes PDTT, Jakarta Selatan, Rabu (18/4).
Foto: istimewa
Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo saat menerima kunjungan silahturahmi Kepala BNN Komjen Heru Winarko di kantor Kemendes PDTT, Jakarta Selatan, Rabu (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO —  Pemerintah pusat terus mendorong potensi di pedesaan agar semakin berkembang. Salah satunya di Kabupaten Gorontalo dengan  produk unggulan jagung dan kelapa.

 

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT)  Eko Putro Sandjojo mengatakan, Kabupaten Gorontalo adalah salah satu daerah yang telah menjalankan Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades) dengan cukup berhasil.

 

Terdapat dua komoditas yang difokuskan di Gorontalo, yaitu jagung dan kelapa. Jagung telah ditanam di lahan dengan luas sekitar 6.000 hektare (ha), pada 2017 telah memproduksi 500 ribu ton.  "Jadi kalau rata-rata Rp 3.000 per ton, maka bisa menghasilkan Rp 1,5 triliun dari jagung. Belum lagi kelapa yang juga sudah mulai di ekspor ke beberapa negara," kata Eko di Gorontalo, Sabtu (5/5). 

 

Dalam siaran pers, Eko menerangkan, berjalannya program Prukades di Kabupaten Gorontalo telah menunjukkan keberhasilan dalam menurunkan angka kemiskinan sebesar dua persen hingga menjadi 20 persen.

 

"Kalau rata-rata kemiskinan di desa masih di atas 10 persen secara nasional. Di Gorontalo dengan dana desa dan Prukades, bisa menurunkan kemiskinannya dua persen. Kalau konsisten dua persen setap tahunnya, mungkin lima tahun lagi angka kemiskinan di Gorontalo akan kecil," kata Eko.

 

Dalam kunjungan ke Gorontalo, selain menghadiri rapat terbatas dengan sejumlah bupati, Eko juga meninjau lokasi padat karya tunai jalan usaha tani dan saluran irigasi tersier di Desa Haya-Haya, Kecamatan Limboto Barat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement