REPUBLIKA.CO.ID, JHARKHAND -- Kepolisian wilayah negara India melaporkan seorang gadis 16 tahun dibakar hidup-hidup setelah orang tuanya melaporkan kepada tetua desa bahwa putrinya telah diperkosa. Polisi mengatakan, para tetua di desa itu telah menyarankan untuk menghukum para pemerkosa yang dituduh untuk melakukan 100 sit-up dan membayar denda 50 ribu rupee sebagai hukuman.
Mendengar saran tetua desa tersebut, para pemerkosa sangat marah sehingga mendatangi rumah gadis itu dan memukuli orang tuanya, lalu pada Jumat (4/5), pelaku membakar gadis itu.
"Kedua terdakwa membantai orang tua dan bergegas ke rumah tempat mereka membakar gadis itu dengan bantuan antek-antek mereka," ujar petugas kepolisian Ashok Ram dilansir dari BBC, Ahad (6/5)
Gadis itu diyakini diculik dari rumahnya saat orang tuanya menghadiri pernikahan. Polisi setempat mengatakan, si gadis diperkosa oleh dua pria di area hutan dekat desa Raja Kendua. Setelah menemukan serangan itu, orang tuanya pergi ke tetua desa untuk menuntut mereka yang diduga sebagai pelaku.
Dewan tetua desa di sana memang bertugas membantu masyarakat dalam proses hukum. Pasalnya, sistem hukum di India yang terkenal mahal. Sehingga, untuk memudahkan penyelesaian sengketa kejahatan atau tindak lainnya melalui para tetua di sebuah desa.
Sebelumnya, 14 orang berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian terkait dengan serangan di negara bagian Jharkhand di India timur beberapa waktu lalu. Serangan itu melibatkan para perempuan bahkan anak yang dilecehken.
Polisi di negara bagian Shabu Thakur, Inspektur Jenderal Bokaro, mengatakan, polisi telah menangkap 14 dari 18 orang yang ingin diselidiki sehubungan dengan perkosaan dan pembunuhan selanjutnya yang dilaporkan.
Salah satu dari dua orang yang dituduh melakukan serangan itu belum tertangkap. Namun, beberapa tetua desa telah dituduh mengeluarkan perintah yang melanggar hukum dan merusak bukti.
Insiden terbaru muncul, di saat pemerintah India mengambil alih serangkaian kejahatan seksual yang kejam. Sekitar 40 ribu kasus perkosaan dilaporkan di India pada tahun 2016. Banyak kasus, bagaimanapun, diyakini tidak dilaporkan karena stigma yang melekat pada pemerkosaan dan pelecehan seksual.