REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Haris Azhar mengatakan setelah 20 tahun reformasi sejak turunnya rezim orde baru Mei 1998 lalu, banyak cita-cita reformasi yang melenceng. Aktivis 98 tersebut melihat cita-cota reformasi telah dirusak oleh pihak yang sebenarnya tidak punya kontribusi untuk memperjuangkan reformasi 20 tahun lalu.
Juga kata Haris, reformasi digerogoti oleh orang-orang yang tidak paham cita-cita reformasi. 20 tahun reformasi hari ini, menurutnya sudah banyak melenceng.
"Masyarakat harus tahu dan jangan lupa yang melencengkan reformasi itu ya orang yang memang tidak punya kontribusi saat reformasi atau orang yang tak punya cita-cita reformasi 20 tahun lalu," kata Haris saat Bedah Buku dan Diskusi 20 Tahun Reformasi di Mata Kaum Muda, di Kawasan Setia Budi Jakarta Selatan, Sabtu (5/5).
Pria yang juga aktivis hukum dan ham itu menambahkan melencengnya cita-cita reformasi selain hanya menjadi keuntungan segelintir kelompok saja tapi juga berdampak ke masalah yang lebih luas. Yaitu lanjut Haris kepada kehidupan masyarakat pada umumnya.
Cita-cita reformasi yang tidak sesuai menurut Haris telah berakibat kepada tidak meratanya kesejahteraan sosial serta ketidakadilan di berbagai sektor kehidupan.
"Kalau saya simpulkan bahwa perubahan 20 tahun yaitu kebebasan dalam dunia politik, sosial itu prasyarat negeri ini jadi baik dan maju. tapi banyak fasilitas 20 tahun lalu dikhianati oleh orang yang yang tak memahami cita-cita 20 lalu. mereka yang tidak merasakan kebutuhan keadilan dan kesejahteraan," ujar Haris.
Haris berharap dalam momentum 20 tahun reformasi ini, anak-anak muda terutama generasi milenial tidak melupakan sejarah bangsa terutama saat perjuangan Mei 98. Generasi muda, kata dia harus diberi ruang untuk berpartisipasi mengisi reformasi. Seperti mengaktualisasikan diri agar tidak terseret kepada pemikiran praktis.