Ahad 06 May 2018 17:42 WIB

Pengerjaan Penguatan Jalan Permanen di Puncak 60 Persen

Medan yang sempit menjadi salah satu kendala.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Kondisi longsor di Puncak Pass Cianjur, Kecamatan Cipanas, Kamis (29/3).
Foto: Republika/Zahrotul Oktaviani
Kondisi longsor di Puncak Pass Cianjur, Kecamatan Cipanas, Kamis (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pengerjaan penguatan jalan permanen di Puncak, Jawa Barat menyusul longsor yang terjadi Februari lalu telah mencapai 60 persen. Bina Marga dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan saat ini sedang fokus memasang tiang pancang borpile.

"Kalau yang permanen, sekarang belum selesai sih. Ya sekitar 60 persen. Sampai Lebaran ini mungkin masih belum selesai di tiang pancang untuk pengerjaan jalan permanen," ujar Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VI Ditjen Bina Marga Atyanto Busono kepada Republika.co.id, Ahad (6/5).

Pengerjaan penguatan permanen akan diberi perkuatan tambahan dengan dipasang tiang pancang. Dalam satu bulan ini Bina Marga akan fokus mengerjakan hal tersebut karena masih belum selesai.

Faktor cuaca atau hujan yang terkadang menghambat pengerjaan disebut tidak lagi berpengaruh karena curah hujan di Bogor kini sudah berkurang. Namun, Bina Marga tetap menyiapkan alat berat untuk menjaga daerah Puncak dari kejadian yang tidak diinginkan.

"Hujan sekarang sudah tidak terlalu banyak lagi, tapi alat-alat berat kita tetap stand by untuk menjaga yang darurat. Masyarakat tidak perlu khawatir karena lalu lintas juga tidak terganggu," ujarnya.

Untuk pengerjaan di wilayah Puncak Pass yang mengalami longsor akhir Maret kemarin, Atyanto menyatakan pelebaran jalan sedang dikerjakan. Pelebaran jalan dilakukan sepanjang enam meter ke arah dalam setelah sebelumnya PUPR memapras bukit di bagian dalam.

"Mungkin satu sampai dua minggu ini akan selesai. Yang penting Lebaran sudah bisa dilalui untuk pelebarannya," katanya.

Jalur Puncak Pass ini disebut dibuat lebih aman karena memindahkan dari pinggir tebing ke arah lebih dalam atau dibuat jarak dari pinggir tebing. Sementara untuk bagian tebingnya akan dipasang borpile sebagai pengaman agar tidak terjadi longsor berikutnya.

Pemindahan jalur juga akan memudahkan pengerjaan pemasangan tiang pancang. "Kalau sudah dipindahkan pekerjaan borpilenya kan tidak mengalami gangguan, kedepannya juga tidak ada lagi gangguan longsor di jalan karena jalurnya sudah dipindah ke dalam," lanjutnya.

Mengenai kendaraan besar jenis truk yang hingga kini masih belum diperbolehkan melewati jalur Puncak, Atyanto meminta untuk bersabar. Meskipun jalur tersebut aman untuk dilewati kendaraan kecil seperti sepeda motor dan kendaraan pribadi, namun untuk kendaraan dengan muatan besar hal ini masih dikhawatirkan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto pun menyatakan hingga kini pihaknya masih melakukan pemasangan borpile. Untuk pengupasan atau pemaprasan tebing untuk mengurangi beban sendiri menurutnya sudah hampir 100 persen.

"Jadi masih harus pasang borpile. Untuk pengupasan tebing supaya mengurangi beban ini hampir 100 persen," ujarnya.

Pengerjaan penguatan permanen di Jalur Puncak khususnya pemasangan tiang pancang disebut ada tiga row yang harus dikerjakan. Kini baru satu row yang berada di kaki bukit yang selesai dikerjakan, dua sisanya di bagian tebing dan kaki tebing baru akan dikerjakan.

Untuk Mei, Bina Marga mentargetkan selesai mengerjakan pemasangan tiang pancang di bagian tebing atau lokasi longsor agar jalan bisa lebih aman. "Borpile di tebing atau tempat longsornya ini harus selesai dulu supaya jalannya bisa aman. Nanti baru di kaki tebing dikerjakan," ujarnya.

Mengenai kendala pekerjaan yang dialami selama pengerjaan, Arie mengaku medan yang sempit menjadi salah satu yang mempengaruhi pekerjaan. Sebisa mungkin proses pengerjaan dilakukan dengan tidak mengganggu arus lalu lintas secara drastis. Selama pengerjaan PUPR berusaha tidak menutup jalan dan membiarkan lalu lintas berjalan sebagaimana mestinya.

Faktor lainnya, pengerjaan dilakukan bertahap dan hati-hati agar tidak terjadi longsor lainnya. "Jalan tidak kita tutup sehingga harus bertahap pengerjaannya. Takutnya kalau buru-buru malah jadi longsor lain," katanya.

Arie juga menyatakan hingga kini truk bermuatan besar belum diizinkan lewat. Saat Lebaran, Bina Marga akan memasang dan menyiagakan alat berat untuk menjaga lokasi dari bencana yang tidak diinginkan.

"Truk besar kita upayakan bisa lewat saat Lebaran. Tapi kalau Lebaran kan kebanyakannya malah kendaraan kecil. Itu dulu kita utamakan karena itu juga daerah wisata," ujar Arie.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement