REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin mengatakan, masih lebih fokus untuk memenangkan Pilkada serentak 2018 dibandingkan pemilihan presiden (pilpres) 2019. Demokrat belum fokus memikirkan pilpres meski elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai kandidat pendamping Joko Widodo terus naik.
Didi mengatakan Partai Demokrat belum menentukan arah koalisi. Partai Demokrat tidak mau buru-buru menentukan arah koalisi, apakah bergabung dengan poros Joko Widodo, oposisi yang dipimpin Prabowo Subianto, atau poros baru.
Fokus Demokrat saat ini berupaya meningkatkan elektabilitas pasangan calon yang diusung pada Pilkada Serentak 2018. Dia mengatakan Demokrat terus menggerakkan kerja-kerja partai, mulai dari kader di pusat hingga ujung ranting.
Setelah menang Pilkada 2018 di banyak daerah, Demokrat akan memutuskan arah koalisi. Apalagi, Didi berpandangan, sekarang ini semuanya masih tetap cair dan dinamis.
"Yang pasti, komunikasi terus kami bangun dengan semua partai-partai yang ada," tutur Didi ketika dihubungi Republika, Ahad (6/5).
Didi mengatakan, elektabilitas AHY yang tinggi tidak terlepas dari kerja keras putera Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan jajaran partai. Namun, dia mengatakan, keterpilihan atau elektabilitas bukan faktor yang menentukan dalam pembahasan calon wakil presiden.
Didi berpendapat penentuan cawapres berdasarkan kejelasan komitmen dan program. "Tergantung juga pada komitmen yang sama antara capres dan cawapres untuk kerangka kerja samanya," ucap Didi.
Dalam menentukan arah koalisi, Didi menerangkan, Demokrat akan mempertimbangkan apakah koalisi tersebut berdampak elektoral kepada partainya. Seperti partai lain, kini Demokrat tengah menghitung dengan cermat manfaat terbaik yang bisa didapatkan ke depannya.
Baca Juga: Survei: AHY Cawapres Terkuat Jokowi, Anies Cawapres Prabowo