REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gina Haspel, calon yang diusulkan Presiden Donald Trump untuk memimpin Badan Intelijen AS Central Intelligence Agency (CIA), menawarkan untuk mundur dari pencalonannya. Dua pejabat senior pemerintah AS mengatakan pada Ahad (6/5), di tengah kekhawatiran bahwa perdebatan mengenai program interogasi yang keras akan menodai reputasi Haspel dan CIA.
Gedung Putih pada hari Jumat mencari informasi tambahan tentang keterlibatan Haspel dalam program interogasi yang dijalankan CIA untuk para tersangka teror setelah peristiwa 9/11. "Ini dilakukan ketika dia menawarkan untuk mundur," kata para pejabat.
Para pejabat tersebut mengungkapkan bahwa pencalonan Haspel sebagai Direktur CIA masih sesuai rencana dan tidak akan mundur. Para pejabat berbicara tentang kondisi anonimitas untuk membahas musyawarah internal. Berita soal rencana mundurnya Haspel pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post pada Ahad (6/5).
Haspel, yang akan menjadi wanita pertama yang memimpin CIA, adalah perwira operasi karier pertama yang dinominasikan untuk memimpin lembaga tersebut dalam beberapa dekade. Karirnya di CIA, ia habiskan sebagai agen rahasia dan banyak catatannya diklasifikasikan.
Partai Demokrat mengatakan dia harus didiskualifikasi karena dia adalah kepala pangkalan di sebuah tempat penahanan rahasia di Thailand di mana dua tersangka terorisme menjadi sasaran waterboarding, teknik interogasi tahanan dengan cara menenggelamkan tahanan.
Haspel telah mengatakan kepada anggota parlemen dalam beberapa pekan terakhir bahwa dia berjanji akan melawan setiap upaya untuk memulai kembali penahanan brutal dan program interogasi, pejabat pemerintah mengatakan pada hari Jumat. Dia diperkirakan akan mengulanginya secara terbuka minggu ini.