Senin 07 May 2018 11:48 WIB

Peran Pesantren dalam Pembangunan Ekonomi Masyarakat

Peran ekonomi banyak dilakukan pesantren dengan segala pola adaptasinya.

Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Soetrisno Bachir.
Foto: Istimewa
Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Soetrisno Bachir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang sangat besar menjadi pusat perekonomian ekonomi Islam dunia. Selain di dukung besarnya jumlah penduduk Muslim, Indonesia juga memiliki faktor pendukung lain yang strategis bila dibandingkan dengan negara lain, yaitu faktor adanya lembaga pendidikan Islam tradisional berupa pondok pesantren.

Dalam perjalanannya, pesantren ternyata tidak hanya berkutat dari satu kitab ke kitab. Pesantren bukan lagi terbatas menjadi tempat pendidikan ajaran Islam saja. Namun, peran ekonomi banyak dilakukan pesantren dengan segala pola adaptasinya. Salah satunya sebagai pusat pengembangan ekonomi kerakyatan atau ekonomi umat.

Namun, pada kenyataannya dengan potensi yang demikian besar sampai saat ini ekonomi Islam masih belum mampu bersaing dengan sistem ekonomi konvensional. Indonesia masih tertinggal dari negara lain, terutama Malaysia.

Hal ini yang membuat Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional, Soetrisno Bachir dalam diskusi bersama santri di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, menekankan pentingnya peran pondok pesantren dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

Menurut Soetrisno Bachir, sosialisasi langsung kepada masyarakat khususnya santri yang perlu dilakukan dan dibarengi dengan edukasi mengenai pentingnya berekonomi dengan menggunakan sistem ekonomi Islam. Tanpa adanya sosialisasi dan edukasi, mustahil dapat mengubah pandangan masyarakat akan pentingnya berekonomi dengan menggunakan sistem ekonomi yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

Dalam hal ini, peranan pondok pesantren sebagai lembaga dakwah dan pendidikan Islam menjadi sangat krusial. Sebagian besar masyarakat Muslim Indonesia masih menganggap pondok pesantren dengan kiainya sebagai referensi utama dalam kehidupan keberagaman dan kemasyarakatan.

Dengan potensi dan integritas pondok pesantren yang tinggi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, maka tidak ada salahnya strategi pengembangan ekonomi Islam bisa dimulai dari pemberdayaan pesantren yang secara kuantitas dan kualitas memiliki semua yang dibutuhkan dalam akselerasi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam hal kuantitas, setidaknya jumlah pondok pesantren di Indonesia tersebar hampir disetiap penjuru Tanah Air dari Sabang sampai Merauke. Sementara dari segi kualitas, kiai dan santri pondok pesantren memiliki keunggulan dalam bidang pemahaman teori dan konsep-konsep ekonomi Islam yang mumpuni.

Soetrisno juga menekankan, saat ini dunia pesantren membutuhkan optimalisasi pendidikan di bidang ekonomi syariah. Hal ini perlu dilakukan agar pendidikan pesantren tetap up to date dengan perkembangan zaman dan mempunyai kekuatan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement