Senin 07 May 2018 18:51 WIB

Ini Alasan Seskab Kumpulkan Sekjen Parpol Pendukung Jokowi

Sembilan sekjen parpol kecuali PAN bertemu Pramono Anung di Bogor.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andri Saubani
Sekretaris jenderal partai pendukung Pemerintah berkumpul menemui Menteri Sekretaris Kabinet (Menseskab) Pramono Anung, Senin (7/5).
Foto: dok. Istimewa
Sekretaris jenderal partai pendukung Pemerintah berkumpul menemui Menteri Sekretaris Kabinet (Menseskab) Pramono Anung, Senin (7/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung melakukan pertemuan dengan sembilan sekretaris jenderal (sekjen) dari partai yang sudah mendeklarasikan diri sebagai pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berencana maju dalam pemilihan presiden tahun depan. Pertemuan ini dilakukan di kantor Pramono, Senin (7/5).

Pramono menjelaskan, pertemuan ini membahas mengenai persiapan pemilihan umum karena sudah memasuki tahapan. Pertemuan ini lebih pada komunikasi dengan partai pendukung dalam menyatukan visi dan misi.

Adapun perwakilan partai yang datang adalah Hanura, Perindo, PSI, PDIP, PPP, Golkar, PKPI, Nasdem, dan Tidak ada partai amanat nasional (PAN) dalam pertemuan ini, karena partai tersebut dianggap belum mendeklrasikan untuk mendukung Jokowi.

"Bagaimanapun dalam pemilu legislatif yang bersamaan dengan pemilihan presiden, partai juga harus siap. Intinya itu," kata Pramono Anung di Istana Kepresidenan, Senin.

Pramono mengatakan, dalam pertemuan ini dia juga memaparkan mengenai kinerja yang telah dicapai pemerintahan Jokowi-JK (Jusuk Kalla). Melalui sekjen yang juga jantung dari sebuah partai, diharapkan mereka mampu menjabarkan mengenai capaian tersebut kepada seluruh kader.

Dengan hitung-hitungan minimal satu partai memiliki 15 ribu kader, maka ketika ada sembilan hingga 10 partai pendukung, artinya minimal Jokowi sudah bisa mengantongi suara mencapai 150 ribu. Para kader ini pun nantinya bisa berfungsi menjadi juru kampanye secara tidak langsung bagi Presiden Jokowi.

Menurutnya, masyarakat perlu tahu mengenai apa yang sudah dilakukan pemerintah dan apa yang belum diselesaikan, termasuk kekurangan pemerintah sekarang. Di sisi lain, isu yang sejauh ini mulai menyerang pemerintah seperti persoalan utang negara, dan tenaga kerja asing (TKA) harus bisa dijawab dan diluruskan.

Sehingga, masyarakat tahu betul kondisi utang atau jumlah TKA yang sebenarnya ada di Indonesia. Mengenai hutang saja, pemerintah sudah menekan agar angka defisit tidak lebih dari tiga persen, dan angka itu menunjukan bahwa utang Indonesia masih aman bisa dikendalikan

"Karena ini (isu utang dan TKA) kan sangat berbeda pandangan dengan apa yang disampaikan oleh orang-orang yang mengkritik pemerintah," kata Pramono.

Dengan penjelasan yang lebih detail, Pramono berharap para sekjen ini bisa paham dan menjabarkan pemahaman tersebut kepada semua kader. Selain memberikan pemaparan tersebut, para sekjen yang datang pun memberikan masukan untuk pemerintahan selanjutnya jika Jokowi kembali terpilih. Semua perbicangan ini pun, lanjut Pramono sudah dilaporkan langsung kepada Presiden Jokowi.

Pramono menuturkan bahwa inisiator pertemuan ini adalah dirinya. Menurutnya pertemuan ini adalah sesuatu yang biasa dalam tradisi demokrasi. Meski saat ini menjabat sebagai Sekretaris Kabinet, tapi pertemuan itu dilakukan di luar jam kerja yaitu pukul 12.00-13.00 WIB.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement