Senin 07 May 2018 19:59 WIB

Disnakertrans Jabar Dorong Purna Buruh Migran Berwirausaha

Jabar adalah supplier terbesar PMI.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
  Sejumlah pekerja migran berunjukrasa (Ilustrasi)
Sejumlah pekerja migran berunjukrasa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pekerja migran Indonesia (PMI) purna didorong untuk terjun menjadi wirausaha, dengan mengolah sumber daya sesuai dengan potensi daerah asal masing-masing. Dengan menjadi wirausahawan baru maka, mereka tidak perlu kembali menjadi pekerja migran. Bahkan, justru bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

 

"PMI purna yang pulang dari luar dan membawa uang kami dorong untuk menjadI wirausaha," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat (Jabar), Ferry Sofwan Arif, kepada wartawan disela-sela Penjurian PMI Purna Award 2018 di Balai Latihan Kerja (BLK) PMI, Bandung, Senin (7/5).

 

Ferry mengatakan, penghargaan tersebut juga diberikan salah satunya untuk merangsang minat wirausaha PMI purna. Para PMI purna pun, diberikan pelatihan wirausaha di Balai Latihan Kerja (BLK) PMI. Pada umumnya, para PMI purna tertarik untuk terjun ke sektor pengolahan makanan dan sebagian lainnya diarahkan untuk terjun ke sektor fesyen. 

 

"Kami bahkan memiliki mobile training unit, kendaraan pelatihan yang langsung berkeliling ke desa-desa untuk memberikan pelatihan menjahit," kata Ferry. Melalui upaya tersebut, jumlah PMI yang dikirim Jabar ke luar negeri bisa terus berkurang. Sebagai gantinya, mereka berkembang menjadi wirausaha yang bahkan bisa menyediakan lapangan pekerjaan.

 

Tahun ini, kata dia, Disnakertrans Jabar kembali menggelar PMI Purna Award (sebelumnya bernama TKI Purna Award). Penghargaan tersebut ditujukan bagi PMI purna yang dinilai sukses beraktivitas usaha, sosial, pendidikan, dan budaya di Jabar atau di dalam negeri, usai bekerja di luar negeri. 

 

Penghargaan rencananya akan diserahkan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, Jumat (11/5). Penghargaan akan diberikan kepada tiga PMI purna terbaik, meliputi kategori mandiri (omset Rp 5 juta sampai Rp 50 juta), mandiri plus (omset Rp 50 juta lebih) dan social entrepreuneur. “Proses pendaftaran hingga penjurian telah dilaksanakan sejak 6 Februari 2018," katanya.

 

Adapun persyaratan peserta adalah laki-laki atau perempuan warga Jawa Barat, usia 25 – 45 tahun, pernah bekerja di luar negeri di berbagai sektor pekerjaan formal dan informal. PMI purna tersebut sebagai penggerak ekonomi atau aktif dalam kegiatan sosial, pendidikan dan budaya di Jabar atau di dalam negeri pasca kembali dari luar negeri.

 

"Jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 73 orang dari berbagai daerah di Jabar dan akan disaring menjadi tiga pemenang," kata Ferry. 

 

Seperti diketahui, Jabar adalah supplier terbesar PMI. Berdasarkan data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), pada 2017 Jabar memberangkatkan 50.858 PMI, tidak termasuk mereka yang berangkat secara ilegal.

 

Jumlah tersebut mencapai 19 persen dari total PMI yang diberangkatkan secara nasional, 263.003 orang. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, pemberangkatan PMI dari Jabar terus menurun.

 

Pada 2016 Jabar memberangkatkan 51.047 PMI, 22 persen dari total PMI yang diberangkatkan secara nasional. Sementara pada 2015 jumlahnya mencapai 63.070 atau 23 persen angka nasional, 275.744 orang. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement