REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyaluran kredit mikro Bank Mandiri saat ini sebanyak 12 sampai 13 persen dari total kredit keseluruhan. Perseroan pun menargetkan, tahun ini kredit mikro harus tumbuh 32 persen year on year. Target tersebut seiring dengan kebijakan pemerintah yang mengharuskan setiap bank menyalurkan kredit mikro minimal 20 persen.
"Bagi kami tidak ada masalah, karena potensi di kredit mikro masih besar. Kita juga pasang target besar karena memang potensinya besar, apalah dari pemerintah sendiri concernnya lebih banyak ke mikro," ujar SVP Micro Banking Bank Mandiri Wawan Setiawan kepada wartawan di Jakarta, Senin, (7/5).
Baca juga, Mandiri Gandeng Grab untuk Pembiayaan UMKM Kuliner.
Ia menyebutkan, realisasi kredit mikro perseroan tahun lalu juga telah mencapai 20 persen. Tepatnya 22 persen. Dalam menyalurkan kredit mikro, Bank Mandiri memberikan plafon maksimal Rp 200 juta untuk kredit produktif. Sedangkan bunganya, di Kisaran 0,9 sampai 1,1 persen flat per bulan.
"Kalau penyaluran ke sektornya macam-macam, ada perdagangan, pertanian, dan perikanan. Kredit mikro di sini pun termasuk KUR (Kredit Usaha Rakyat)," jelas Wawan.
Ia menambahkan, untuk memperluas penyaluran kredit ke sektor mikro, Bank Mandiri memiliki beberapa strategi. Di antaranya menggandeng beberapa perusahaan financial technology (fintech). "Jadi tidak hanya strategi organik tapi juga anorganik," katanya.
Sebagai informasi, hingga April 2018, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 5,28 Triliun kepada 85.235 debitur. Dari nilai tersebut, penyaluran ke sektor produktif telah mencapai 41 persen dari total penyaluran atau sebesar Rp 2,18 triliun. Di antaranya penyaluran ke sektor pertanian sebesar Rp 1,05 Triliun, sektor perikanan Rp 13 Miliar, industri pengolahan Rp 272,6 Miliar, dan jasa produksi sebesar Rp 839 Miliar.