REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi perekonomian makro memang tengah memanas. Hal itu ditandai dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, serta penguatan mata uang dolar AS yang membuat mata uang kebanyakan negara di dunia melemah.
Meski begitu, Chief Executive Officer Citi Indonesia Batara Sianturi menyatakan, kondisi tersebut belum memengaruhi nasabahnya. "Implikasi perang dagang kita belum lihat pada nasabah kami, baik lokal maupun internasional. Belum ada pergeseran behaviour secara besar," jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Senin, (7/5).
Sementara itu, terkait pelemahan kurs rupiah terhadap mata uang dolar AS, dia mengatakan, Citibank akan mengikuti kebijakan Bank Indonesia (BI). "Tunggu kebijakan BI," kata Batara.
Perlu diketahui, berdasarkan spot perdagangan mata uang hari ini, (7/5), mata uang rupiah ditutup melemah 56 poin atau 0,40 persen di Rp 14.001 per dolar AS. Padahal saat pembukaan masih di posisi Rp 13.949 per dolar AS.
Sementara berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kurs rupiah berada di level Rp 13.956 per dolar AS. Angka itu semakin merosot dibandingkan, Jumat lalu yang Rp 13.943 per dolar AS.