Selasa 08 May 2018 06:37 WIB

Siaran Pernikahan Harry-Meghan Manfaatkan Kecerdasan Buatan

Skynews memanfaatkan face recognition dan AI saat siarkan Harry dan Meghan.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Foto: Aceshowbiz
Pangeran Harry dan Meghan Markle.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Di tengah keramaian seperti pesta pernikahan, kita acapkali kesulitan mengenali siapa saja tamu-tamu yang hadir. Walau wajahnya terlihat jelas, belum tentu kita ingat siapa orang itu atau bahkan mungkin tidak mengenalnya sama sekali.

Siapa sangka penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) mampu menjadi solusi untuk mengenali wajah seseorang di kerumunan. Media yang berbasis di Inggris, Sky News, membuat terobosan dengan mengadopsi AI selama menyiarkan acara pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle pada 19 Mei nanti.

Dengan software yang sudah ditanami AI berupa pengenal wajah, penonton dapat dengan mudah mengenali nama tamu-tamu yang datang. Dengan teknologi AI tersebut, nama setiap tamu yang hadir dan tersorot kamera akan muncul di layar.

Penonton tak perlu lagi bertanya-tanya wajah siapa yang sedang disorot karena di bawahnya secara otomatis muncul keterangan.

Dilansir dari Futurism, software yang digunakan tersebut merupakan teknologi besutan Amazon Rekognition. Teknologi itu adalah sebuah machine learning yang didesain untuk mendeteksi dan menganalisis wajah serta rekam jejak termasuk para selebritas.

Penggunaan face recognition disebut mampu memangkas biaya produksi siaran karena tak perlu lagi membayar pembawa acara untuk mengenalkan nama tamu-tamu yang hadir serta mewawancarai mereka. Namun, adopsi teknologi AI dalam dunia penyiaran bukan berarti tanpa kekurangan.

Di satu sisi, kehadiran selebritas akan dengan mudah dikenali para penonton. Akan tetapi mengganti peran pembawa acara dengan mesin pintar AI juga membuat siaran tersebut jadi kurang personal.

Di samping itu, hingga saat ini perlindungan privasi dalam pemanfaatan face recognition masih dipertanyakan. The Verge melaporkan pertanyaan ini masih belum terjawab tatkala Sky News memutuskan penggunaan AI dalam siarannya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement