Selasa 08 May 2018 02:27 WIB

Sekutu Hizbullah Raup Suara Terbanyak di Pemilihan Parlemen

Kemenangan ini semakin memperkuat posisi Hizbullah

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah.
Foto: Reuters
Pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Hizbullah dan sekutu politiknya memenangkan lebih dari separuh kursi dalam pemilihan parlemen Lebanon pada Seni (7/5) berdasarkan hitung cepat. Hal ini meningkatkan gerakan yang didukung Iran secara ganas untuk menentang Israel dan menggarisbawahi pengaruh regional yang bertumbuh di Teheran.

Pemimpin Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah, menyebutnya sebagai kemenangan politik dan moral untuk perlawanan, karena kelompok itu merujuk pada dirinya dan sekutu.

Dicap sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat, kelompok Hizbullah telah bertumbuh kuat sejak bergabung dalam perang di Suriah untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad pada tahun 2012.

Perdana Menteri yang didukung Barat Saad al-Hariri kehilangan lebih dari sepertiga suara di parlemen. Dia menyalahkan sistem pemungutan suara baru yang kompleks dan kesenjangan dalam kinerja partainya.

Namun dengan menguasai 21 kursi anggota parlemen, turun dari 33 kursi di masa parlemen terakhir, Hariri muncul sebagai pemimpin Muslim Sunni dengan perolehan terbesar di parlemen membuatnya menjadi pelopor untuk membentuk pemerintahan berikutnya.

Selama ini posisi Perdana Menteri Lebanon harus merupakan seorang Sunni di bawah sistem pembagian kekuasaan sektarian. Pemerintah baru, seperti yang ramah saat ini, diharapkan untuk memasukkan semua partai utama.

Pembicaraan atas penempatan posisi kabinet diperkirakan membutuhkan waktu. "Hariri akan semakin dilemahkan dalam pemerintahan apapun, Kemampuannya untuk secara substansial menjinakkan atau menahan Hizbullah di Lebanon akan sangat terbatas," kata Andrew Tabler dari Washington Institute.

"Ini akan mengarah pada lebih banyak kritik terhadap bantuan militer AS kepada Angkatan Bersenjata Lebanon di Washington," tambahnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement