Selasa 08 May 2018 08:07 WIB

Rohingya Kini Lebih Banyak di Bangladesh Daripada Myanmar

Warga Rohingya di Bangladesh diperkirakan mencapai lebih dari 900 ribu jiwa.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
 Dalam foto file bulan September 2017, sejumlah pengungsi perempuan Muslim Rohingya berebut pembagian makanan di kamp pengungsian Balukhali, Bangladesh.
Foto: AP/Dar Yasin
Dalam foto file bulan September 2017, sejumlah pengungsi perempuan Muslim Rohingya berebut pembagian makanan di kamp pengungsian Balukhali, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Warga Muslim Rohingya di Myanmar telah menghadapi penganiayaan oleh militer di negara itu selama beberapa dekade. Krisis yang sedang berlangsung sejak tahun lalu juga semakin menelantarkan ratusan ribu warga Rohingya.

Saat ini, jumlah total penduduk Rohingya di Bangladesh diperkirakan lebih dari 900 ribu jiwa. Jumlah itu lebih besar dibandingkan dengan jumlah warga Rohingya di Myanmar yang diperkirakan sebanyak 500 ribu hingga 700 ribu jiwa.

Dilansir di Aljazirah, pada 1982, warga Rohingya tidak diakui sebagai salah satu dari 135 kelompok etnis resmi di Myanmar. Mereka dihalang-halangi untuk mendapatkan kewarganegaraan dan hak dasar lainnya.

Sejak saat itu, sejumlah tindakan keras terhadap Rohingya di Negara Bagian Rakhine telah memaksa ratusan ribu orang melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh, serta negara-negara lain di Asia Tenggara.

Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), lebih dari 300 ribu warga Rohingya tiba di Bangladesh pada 1990-an. Bentrokan keras di Negara Bagian Rakhine berlanjut pada 2012 dan 2015, hinggga menggusur lebih banyak warga Rohingya.

Pada Oktober 2016, setelah serangan yang dilakukan militan Rohingya terhadap polisi di perbatasan, militer Myanmar memulai tindakan keras terhadap Rohingya. Krisis tersebut memaksa sekitar 87 ribu warga Rohingya untuk mencari perlindungan ke Bangladesh.

Penindasan militer terakhir dilakukan pada 25 Agustus 2017, ketika kelompok militan Rohingya bersenjata menyerang pos-pos militer Myanmar di Negara Bagian Rakhine. Saat itu, militer Myanmar dilaporkan telah membakar puluhan desa-desa Rohingya dan menembak pria, wanita, dan anak-anak yang tidak bersenjata.

Penindasan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu telah membuat ratusan ribu warga Rohingya kembali melarikan diri dari Myanmar. Mereka menjadi pengungsi di kamp-kamp pengungsian di Cox's Bazar, Bangladesh.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement