REPUBLIKA.CO.ID, SARAJEVO -- Bosnia dan Herzegovina memperingati Hari Masjid (Day of Mosques) dengan menggelar berbagai event di seluruh negeri. Dilansir di World Bulletin, Selasa (8/5), negara kecil di Balkan itu menandai 7 Mei lalu sebagai Hari Masjid. Tanggal tersebut menandai hari ketika Masjid Ferhadija yang bersejarah di kota Banja Luka dihancurkan oleh pasukan Serbia.
Selama hari peringatan tersebut, publik diberitahu tentang ratusan masjid dan berbagai bangunan keagamaan yang dihancurkan oleh pasukan Serbia dan Kroasia selama perang Bosnia pada 1992-1995. Bosnia-Herzegovina dalam sejarahnya tercatat pernah selamat dari penembakan besar-besaran pada 1990an serta pembantaian dan genosida Srebrenica pada 1995.
Masjid Ferhadija dianggap sebagai simbol budaya negara di sana. Namun, masjid itu mengalami kerusakan yang luas yang disebabkan oleh dinamit pada Mei 1993. Akan tetapi, Masjid Ferhadija bukan satu-satunya masjid yang dihancurkan selama perang Bosnia.
Menurut Uni Islam Bosnia, tercatat sebanyak 614 masjid, 218 ruang ibadah, 69 tempat pelatihan Alquran, empat pondok kaum religius, 37 makam, dan 405 benda bersejarah yang dimiliki oleh yayasan-yayasan Muslim dihancurkan. Sekitar 534 masjid di wilayah yang dikendalikan oleh pasukan Serbia dihancurkan. Sementara 80 masjid dihancurkan di wilayah di bawah pasukan Kroasia.
Menurut serikat itu, 80 persen dari 1.144 masjid di Bosnia hancur atau rusak. Selain masjid dan bangunan-bangunan keagamaan lainnya yang dihancurkan, lebih dari 100 imam dibunuh oleh pasukan Serbia dan Kroasia.
Menurut statistik, saat ini Bosnia memiliki 1.912 masjid. Sebanyak 789 masjid dan ruang ibadah yang telah hancur dibuka kembali. Sementara 89 di antaranya tengah menanti untuk dibangun kembali.
Setelah 15 tahun dilakukan restorasi (pemugaran), Masjid Ferhadija dibuka kembali pada 7 Mei 2016 pada hari peringatan penghancurannya. Masjid tersebut dibangun kembali berkat upaya restorasi ekstensif yang dilakukan oleh lembaga bantuan pemerintah Turki, Badan Koordinasi dan Kerjasama Turki (TIKA).
Masjid ini dibangun pada 1579 oleh Ottoman Sandzak Bey dan Ferhat Pasha. Masjid itu dianggap sebagai salah satu pencapaian terbesar arsitektur Islam yang terinspirasi Ottoman di Eropa. Namun selama Perang Bosnia tahun 1990-an, masjid itu dihancurkan oleh Angkatan Darat Republika Srpska.
Selanjutnya, proyek restorasi pertama diluncurkan pada 2001 oleh Uni Islam Bosnia. Namun, serikat ini mengalami kesulitan karena kurangnya sumber daya. TIKA lantas mengambil alih proyek restorasi masjid tersebut pada 2014.